ERAMADANI.COM, DENPASAR – Ahad (15/09/2019) kemarin, Komunitas Halaqah Cinta (KHC) Denpasar gelar kajian khusus Muslimah dengan tema “Ummu Sulaim Pemilik Mahar paling mulia” di Musholla Mandala Darussalam, Denpasar.
Kajiandiawali dengan pembacaan ayat suci alquran, sambutan oleh ketua panitia yakni Puput dari KHC, dilanjutkan materi oleh narasumber ustadz Anang Setiono
Kegiatan pun bertujuan agar dapat menebar cinta untuk sahabat muslimah.
Puput selaku ketua panitia kajian mulimah, menyatakan bahwa kajian ini terbuka untuk umum bagi muslimah yang tinggal di Bali.
Kajian ini juga merupakan kali kedua rangkaian kegiatan dari KHC sendiri. Pertama kali diadakan pada bulan April dengan tema ‘Bukan Cinta Biasa”.
Puput punya harapan besar agar para Muslimah mendapatmanfaat dari kegiatan ini, dan semakin banyak juga muslimah lainya yang tertarik untuk ikut kajian seperti ini.
Bicara Mahar Dari Siroh Shohabiyah
Ustadz Anang memaparkan materinya tentang Ummu Sulaim Radhiyallahu Anha. Beliauy merupakan salah satu Shohabiyah atau sahabat di zaman Rasullulah, seorang perempuan yang masuk Islam dari kalangan Anshar.
“Beliau turut menjadi dai, ikut serta dalam pergerakan Nabi, bahkan perempuan yang ikut dalam pertempuran-pertempuran perang. Walaupun hanya mengambil air, pengobatan, dan lain sebagainya”, Tutur Ustadz Anang saat memulai kajian.
Saat Ummu Sulaim memeluk Islam, suaminya adalah orang yang pertama menentang laju keimananya, hingga akhirnya suaminya meninggal dunia.
Kemudian dia menikah lagi dengan seorang hartawan zaman itu bernama Abu Thalhah dengan mahar dua kalimat syahadat, setelah beberapa kali ditolak oleh Ummu karena berbeda keyakinan antara keduanya.
Ummu bukan sosok perempuan yang menginginkan harta dan kekuasaan. Dia hanya perempuan tegas yang inginkan Imam dari yang seiman dengannya.
Itulah mengapa kenapa Ummu Sulaim disebut sebagai perempuan pemilik mahar paling Mulia dan termahal, yakni dengan mahar syahadat atau keislaman Abu Thalhah.
Motivasi Dari Semangat Ummu Sulaim
Ustadz Anang, menghimbau kepada peserta yang datang jangan hanya ceritanya saja yang dibawa pulang.
Namun membawa semangat, keyakinan, dan keberanian seorang Muslimah yang harus di tanamkan dalam diri masing-masing. Agar tidak goyah dalam mengahadapi berbagai permasahan hidup.
Kajian itu dilanjutkan dengan Tanya jawab usai paparan dari Ustadz Anang tentang mahar, disabut baik oleh peserta yang datang, ditandai dengan beragam pertanyaan yang muncul dari peserta yang datang.
Cindi, salah satu peserta yang pertama kali ikut dalam kajian, awalnya dia tidak ingin ikut, mengira kalau acara tersebut akan garing. Malah sebaliknya, kajian ini memperluas pengetahuanya tentang mahar dan pernikhan.
Cindi juga mendapat gambaran bagaimana memilih calon iman yang baik, ia berharap kajian kajian seperti tetap dilanjutkan untuk menambah wawasan muslimah tentang perkawinanan.
Nuris juga memberikan tanggapan bahwa acara ini memiliki daya tarik bagi kaum hawa untuk datang. Baginya tema tentang cinta memang selalu menarik perhatian, walau hanya sekedar mendengarkan saja.
Dari hal yang tidak diketahui menjadi diketahui, kajian ini juga memberikan efek kencintaannya terhadap Islam. (NET)
Berita Kiriman Pembaca: a/n Mila Yefriza (Sejarawan Universitas Udayana)