ERAMADANI.COM, DENPASAR – Serangkaian gebyar Muharram 1441 H Yayasan Baitul Makmur, Denpasar masih berlanjut. Rabu (04/11/2019) kemarin. Pukul 19.00 Wita di Gedung Serbaguna Lantai 1 Masjid Baitul Makmur, Seminar Parenting Membangun Harmoni Keluarga pun diselenggarakan.
Seminar ini gratis untuk umum dan tidak hanya diperuntukan untuk jamaah Masjid Baitul Makmur. Peserta Seminar Parenting didominasi oleh para orang tua maupun pasangan yang baru menikah.
Adapun pembicara dalam seminar ini ditunjuk Ustadz Khairul Mahfuz S.si.M.si (Presiden Pesantren Digital/Public Speaker and Seminar) dan pembicara kedua ditunjuk Erina Rusdian Sari S.pd.CHA.Cht (Family Hypnoterapist/Grafologist,Konselor Pendiri Yayasan Mutiara Intan Bogor).
Menurut Khairul Mahfudz yang membawakan materi “Ia Adalah Istimewa”, semua anak-anak yang terlahir adalah istimewa. Anak adalah Titipan Tuhan maka harus dijaga dengan baik.
Mendidik anak dengan baik dalam syariat Islam adalah sebuah keharusan. Karena seorang anak dapat menentukan orangtua yang sudah wafat akan masuk ke Surga ataupun neraka yang kekal.
“Pintu surga yang utama adalah yang ditengah. Apabila orang tua berhasil mendidik anaknya dengan baik dan suatu ketika orang tua yang mendidiknya wafat dalam tauhid maka balasanna adalah surga.
Sebaliknya jika salah mendidik anak meskipun orang tuanya ahli ibadah maka tidak menutup kemungkinan nerakalah orang tua itu ditempatkan” ulasnya.
Dalam Keluarga, Perhatian Terhadap Anak Harus Selalu Diprioritaskan
Seorang anak haruslah mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya. Di era saat ini banyak para orang tua yang jarang memiliki banyak waktu bersama anak-anak mereka.
Anak-anak yang dilahirkan lebih banyak waktunya bersama Ustadz dan Ustadzah di sekolah. Para orang tua hanya sibuk mengejar pundi-pundi rupiah.
Hal tersebut bisa memunculkan gangguan kejiwaan pada tumbuh kembang anak yang disebut skin hunger syndrome
“Skin hunger merupakan penyakit kejiwaan dimana seorang anak kekurangan sentuhan kerinduan akan orang yang dicintai” pungkasnya
Anak-anak yang terkena skin hunger syndrome cenderung ketika dewasa akan menjadi pribadi yang selalu berpikiran negatif ke orang lain.
“Ketika ada seseorang tersenyum akan berprasangka ngapain sih orang itu senyum-senyum ke saya. Jika orang lain tidak tersenyum padanya maka ia akan berpikir orang lain membencinya” ungkapnya.
Ada tiga titik yang bisa dicontohkan ke anak agar tidak terkena skin hunger syndrome. Dimulai dari usapan di punggung pipi , dan telapak tangan.
“Mumpung anak-anak bapak-ibu belum beranjak dewasa maka inilah waktu yang tepat untuk mencurahkan kasih sayang melalui usapan di tiga titik agar terhindar dari skin hunger syndrome” paparnya
Pembicara Bunda Erina Rusdian memberikan tips juruh membangun kehangatan dalam keluarga baik orang tua dan anak
“Pertama adalah Quality time bersama keluarga, menggunakan bahasa cinta dengan hadiah,bahasa cinta dengan sentuhan fisik,bahasa cinta dengan layanan,dan bahasa cinta dengan hubungan” imbuhnya.
Saat dirumah agar seorang anak merasa dihargai sebaiknya para orangtua selalu mengatakan hal positif ke anak.
“Coba menangkap basah kebaikan anak dan jangan sering menangkap basah keburukan anak” katanya.
Kegiatan Seminar Parenting ditutup dengan tanya jawab antara pembicara dan peserta . Kajian Parenting ini disiarkan langsung di social media sehingga dapat disaksikan tanpa harus datang ke Aula Serbaguna Masjid Baitul Makmur. (HAD)