ERAMADANI.COM, DENPASAR – Bulan ini, masih dalam nuasa kelahiran Nabi Muhammad, banyak orang yang ingin meneladani dan menerapkan budi pekerti serta akhlak rasulullah dalam kehidupan.
Hal ini dianggap penting untuk dikaji, maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) bekerja sama dengan Majelis Rasulullah menggelar kegiatan kajian pada Ahad (17/11/2019) lalu.
Acara yang dikemas dalam bentuk kajian yang menghadirkan seorang ustadz Al-Habib Muhammad Assegaf yang bertempat di Aula lantai II STAI Denpasar.
Dengan sebuah tema unik yang diangkat yaitu “Meneladani Budi Pekerti, Akhlaqul Karimah, dan Sirah Nabi Muhammad Saw”.
Tema yang bernuansa kisah nabi menarik perhatian h civitas akademika STAI untuk hadir dan mengikuti rangkaian acara.
Mulai dari Ketua STAI Jumari, S.P.,M.Pd. Ketua program studi Manajemen Pendidikan Islam Drs.H. Imam Muhayat, M.A. Ketua Senat Mahasiswa Agus Hartanto.
Ketua HIMA Prodi Ekonomi Syariah Mira Aryanti serta puluhan mahasiswa semester I sampai semester V memadati ruangan aula STAI tersebut.
Beberapa Sambutan dalam Acara
Acara dibuka dengan membaca ummul Qur’an yang dipandu oleh pembawa acara Ayu Niken Via bersama Sekar, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
Dendy Setya selaku ketua panitia menyampaikan sambutannya dengan mengawali ucapan terima kasih kepada seluruh mahasiswa yang telah mensukseskan acara ini.
Diikuti oleh sambutan Wakil Ketua DEMA Septian Abdul Ghafar menyampaikan ucapan maaf atas segala keterbatasan baik dari fasilitas ataupun konsumsi yang dihidangkan.
Ketua STAI Jumari S.p.,M.Pd. dalam sambutannya menyinggung masalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim sejati.
Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya untuk bangga dan gembira ketika datang bulan Rabiul Awal yakni kelahiran sang panutan Islam Nabi Muhammad Saw.
“Tak hanya itu, kita juga harus selalu istiqomah dalam berpegang teguh terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah” Ujarnya.
Al-Habib Muhammad Assegaf Anjurkan Mengikuti Akhlak Rasulullah SAW
Al-habib Muhammad Assegaf menyampaikan materi tentang bagaimana umat Rasulullah untuk selalu mencintainya sebagai panutan umat sepanjang masa.
“Karena ketika kita cinta kepada Rasulullah, maka kita akan mengikuti akhlaknya baik dari yang terkecil sampai kepada hal yang terbesar” terangnya.
Ia mengambarkan bahwa Rasulullah adalah sebagai suri tauladan bagi umat Islam oleh sebab itu, manusia dituntut untuk meniru akhlak Rasulullah Saw.
Tujuannya supaya manusia benar-benar menjadi manusia yang paling mulia. Karena akhlak adalah simbol yang membedakan antara manusia dan hewan.
Jika akhlak manusia seperti hewan maka derajatnya lebih rendah daripada hewan. Sebab manusia sudah diajarkan bagaimana cara meniru dan mengamalkan akhlak Rasulullah Saw.
Ia berharapan acara ini menjadi salah satu amal yang bisa memudahkan dalam meraih ridho-Nya dan memberikan kesan yang positif kepada seluruh jamaah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. (HAD)