ERAMADANI.COM, – Tidak semua pertanyaan yang diajukan kepada seseorang membuatnya dirinya senang, apalagi pertanyaan kapan nikah, bagi sebagian orang itu sangatlah horor.
Sebagian dari kamu mungkin telah memasuki usia yang cukup untuk menikah, tapi jodoh belum mempertemukanmu dengan dia yang sedang dipersiapkan.
Dengan umur yang segini, kamu paling nggak suka dengan pertanyaan kapan nikah? atau ketika datang ke nikahan orang lain ditanya, kapan nyusul?
Duh sesak ya rasanya? ketika ditanya begitu, mereka yang bertanya nggak tau bagaimana kamu tetap oke ketika ditanya hal yang sering dianggap menakutkan.
Memang, ada beberapa jawaban yang bisa kamu berikan ketika pertanyaan itu mengarah kepada mu, tapi yang namanya perasaan siapa yang tahu?
Kamu bisa saja memberikan jawaban logis ataupun sadis kepada mereka yang bertanya, karena mereka tidak sadar dampak dari pertanyaan tersebut.
Ya, bisa jadi pertanyaan sejenis itu, memang murni sebagai bentuk perhatian saat melihat teman atau kerabat yang belum melepas masa lajangnya.
Bisa juga hanya sekedar menanyakannya sebatas candaan iseng atau ingin tahu alias kepo terhadap diri mu.
Ada Apa dengan Pertanyaan Kapan Nikah
Kamu sebagai penanya pernahkan berfikir bahwa mereka yang belum menikah sebenarnya merasa sedih dalam hatinya karena tidak kunjung dipertemukan dengan jodoh.
Pertanyaan seperti “kapan nikah” justru dapat menambah kesedihannya atau akan menambah beban pikiranya, cobalah untuk menepatkan diri di posisi mereka.
Dilansir dari laman Islam.co, ada kisah seorang kerabat yang merencanakan untuk melepas masa lajang pada 2016 silam. Namun, takdir berkata lain.
Sebulan sebelum hari bahagianya, sang calon suami meninggal karena kecelakaan sehingga acara pernikahan terpaksa dibatalkan.
Beberapa bulan berselang saat ia menghadiri acara pernikahan salah seorang temannya, ia mendapat pertanyaan “kapan nyusul”.
Nah, seketika ia teringat akan calon suami yang meninggal sebelum acara sakral di gelar, itu terjadi hanya sebulan sebelum tanggal pernikahan mereka.
Apa yang ia lakukan? setelah menerima pertanyaan itu? ia pulang ke rumah dan menangis. Pertanyaan yang mungkin dimaksudkan sebagai bentuk perhatian justru menyakiti hatinya.
Mungkin itu merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang, namun seringkali kita tak sadar bahwa ada luka di balik pertanyaan “kapan nikah” dan sejenisnya.
Padahal, Rasulullah SAW bersabda, “barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak baik, maka diamlah.”.
Hadis ini menunjukan bahwa dengan diam dan tidak kepo tentang urusan pribadi orang lain justru lebih baik daripada berkata-kata namun menyakiti.
Jangan Kepo Urusan Pribadi Orang Lain
Kamu yang sering bertanya soal itu, tidak pernah tahu mengapa seseorang tak kunjung menikah, bisa saja karena ada tragedi di balik itu, atau mereka sudah berikhtiar.
Namun mereka belum mendapat kepercayaan dari sang pemberi jodoh, pertanyaan yang kamu lontarkan sama sekali tidak membantunya.
Kenapa pertanyaan sejenis tidak dilontarkan ketika menghadiri pemakaman? seperti “kapan mau nyusul dikubur?”, oke, mungkin ini pertanyaan yang tidak sopan.
Tapi apakah pertanyaan kapan nikah itu sopan? Bukankah rezeki, jodoh dan maut sama-sama rahasia Allah? tak ada satu pun manusia yang tau akan hal itu.
Lalu kenapa kita hanya kepo soal urusan pernikahan dan keturunan orang lain tapi tidak soal kematian? cobalah renungkan Sahabat Madani.
Nah, daripada melontarkan pertanyaan “kapan nikah” dan kapan-kapan lainnya yang ujung-ujungnya bisa melukai hati, akan lebih baik apabila kita mendoakan mereka saja. (IAA)