ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sabtu (09/11/2019) lalu, Komunitas Turun Tangan Bali (TTB) gelar kegiatan kreativitas bersama anak anak rumah pelangi di Jalan Letda Made Putra Gang 3 Renon Denpasar Bali.
Dalam kegiatan ini Komunitas TTB tidak hanya sendiri akan tetapi berkolaboraksi dengan Komunitas Sant Egidio.
Rumah Pelangi merupakan sanggar belajar yang berukuran 10×10 meter di atas lahan warga, untuk anak-anak di lingkungan sekitar dari bangku sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Anak anak di Komunitas Pelangi bisa mendapatkan kegiatan seperti belajar membaca, olahraga, menonton kartun, belajar memasak dan masih banyak lagi.
Anak-anak yang belajar di rumah pelangi, ada yang masih sekolah dan ada yang sudah putus sekolah karena faktor ekonomi.
Rumah pelangi juga menyediakan buku-buku edukasi, meja lipat untuk menggambar dan hasil karya anak-anak seperti origami burung dan gambar yang sudah diwarnai.
Asal Muasal Rumah Pelangi
Dahulu masyarakat menyebut daerah Rumah Pelangi adalah daerah Kampung Flores karena banyak warga Flores bermukim disana.
Seiring berjalanya waktu, banyak orang yang kembali ke kampung halamannya, dan yang tinggal hanya beberapa orang saja.
Menurut Dewi selaku pengurus rumah pelangi, rumah ini sudah berdiri selama dua tahun, awalnya relawan mengajar dari satu rumah kerumah. Sedangkan bangunan rumah baru berdiri setahun belakangan.
“Sebelumnya relawan mengajar membaca untuk anak-anak dari rumah kerumah, ada warga yang memiliki lahan kosong mengizinkan untuk membangun rumah pelangi” tuturnya.
Malam itu, Komunitas TTB mengajak adik-adik untuk mewarnai gambar yang sudah dibagikan ke tiap-tiap anak.
Anak laki-laki diberikan gambar mobil balap. Sedangkan untuk anak perempuan diberikan gambar cinderella untuk diwarnai.
Pensil warna dan crayon telah disediakan. Para anak-anak rumah pelangi begitu senang dan antusias saat mewarnai.
Usai kegiatan mewarnai, anak-anak diajak untuk nonton film kartun Oscar Oasis di halaman rumah pelangi dengan layar proyektor, dan kursi-kursi ditata dengan rapi.
Relawan TTB juga membagikan snack ringan untuk menambah kekhusukan anak-anak menonton film, dan diakhir acara anak anak juga memperoleh hadiah.
Pesan dan Kesan Dari Komunitas dan Anak Rumah Pelangi
Salah seorang perwakilan anak bernama Khrisna mengucapkan terimakasih atas kunjungan dan hadiah dari komunitas TTB
“Terimakasih kakak sudah memberikan ilmu dan hadiah” ungkapnya dengan senyum khas anak-anak.
Chandra Arinata, Koordinator Turun Tangan Bali mengatakan bahwa menyambangi rumah pelangi merupakan pengalaman baru bagi anggota turun tangan Bali.
Ia mengatakan bahwa rumah pelangi merupakan taman bermain sekaligus rumah singgah bagi anak anak di sekitaran area tersebut.
Tempat yang sederhana dengan berbagai macam kegiatan membuat penduduk sekitarnya yakin akan keberadaan dan tujuan dari pembangunan.
Ia juga menyampaikan kekagumanya bahwa masih ada komunitas yang notabenenya anak muda perduli pada anak sekitar yang kurang akan pendidikan.
Tak hanya itu, ia juga mendapat pengalaman baru mempelajari hal baru menambah wawasan dan jaringan di bidang sosial khususnya pendidikan.
Candra berharap semoga ia dan komunitas TTB diperbolehkan mengisi kegiatan lagi di rumah pelangi bersama mereka dan mengenal aspek aspek kehidupan dari mereka.
Komunitas Turun Tangan merupakan komunitas yang digagas oleh Anies Baswedan pada tahun 2013. Komunitas ini berisikan relawan yang senantiasa melakukan hal-hal baik.
Relawan tersebut melakukan sesuatu hal di segala aspek baik pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial budaya tanpa mengharapkan imbalan.
Hal yang manarik dari komunitas TTB ini adalah, jargon yang dimiliki merupakan sebuah ungkapan semangat yaitu “Pejuang Bukan? Hadapi!”. (HAD)