ERAMADANI.COM, – Kamu sudah siap menikah? Atau akan menikah? Ingat nikah itu bukan sekadar ingin, tapi butuh! Butuh niat dan ilmu, juga butuh nyali dan berani, serta persiapan sebelum memutuskan untuk menikah.
Soal kecantikan? Itu pilihan, soal kedudukan? Itu bisa dikomunikasikan. Soal materi? Kelak bisa dicari, yang pasti, pilihlah yang taat pada Ilahi.
Dilansir dari Islampos.com, Lelaki sejati tak suka obral janji. Begitu mencintai, ia akan memutuskan untuk menikahi. Ini adalah langkah heroik mencari yang terbaik.
Nah sebelum kamu memutuskan untuk menikah kamu harus memiliki persiapan untuk menuju keputusan yang besar itu dalam hidup mu.
Persiapan mental dan fisik
Persiapan mental dan fisik adalah hal yang utama yang harus disiapkan. Siap mental artinya harus siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga, siap menghadapi segala resikonya.
Sementara persiapan fisik, kamu dan calon harus siap lahir batin, sehat secara fisik sehingga cukup tangguh dalam membina rumah tangga.
Kemantapan hati
Menikah harus dengan kemantapan hati, kemantapan dengan pasangan. Siap menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri pasangan. dan nggak main main dalam memilih.
Kemantapan yang seharusnya lebih dipersiapkan bukan hanya paras, namun agama itu yang harus lebih dipentingkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaklah engkau mendapatkan wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari, no. 5090 dan Muslim, no. 1466).
Walaupun kamu memilih yang berparas cantik pun boleh, nggak ada yang melarang. Toh yang hidup bersama kamu dengan pilihan mu bukan? Imam Ibnu Qudamah rahimahullah pernah berkata,
“Memilih wanita yang berparas cantik itu lebih menenangkan hati, mata jadi tidak melirik ke wanita lain, juga semakin menyempurnakan kasih sayang. Oleh karenanya, dalam Islam disyari’atkan memandangi wanita yang ingin dinikahi.” (Al-Mughni, 9:511).
Jadi silakan memilih yang berparas cantik ataupun yang berparas tampan, namun jangan lupakan yang baik agamanya. Tapi jangan asal pilih Sahabat Madani.
Kesiapan financial
Meski banyak yang bilang bahwa cinta adalah modal terbesar dalam pernikahan, tapi masalah keuangan merupakan hal penting yang nggak bisa diabaikan.
Kita nggak bisa menutup mata dengan banyaknya kasus pertengkaran rumah tangga, bahkan hingga menyebabkan perceraian karena kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Dan jika seorang gadis yang ingin nikah ditanyakan memilih laki-laki yang tampan atau mapan, banyak yang akan menjawab memilih mapan. Ada yang memberikan jawaban.“Karena tampan tak bisa dipakai untuk beli beras.”
Nah, kamu harus mapan terlebih dahulu, agar kamu terpilih, karena kamu yang mapan akan di pertimbangkan walaupun berada di baris paling belakang.
Dibandingkan dengan yang hanya berparas tampan, walaupun ia berada di baris paling depan.
Rasullulah menyarankan yang mau menikah punya kemapuan baa-ah. Apa itu baa-ah? Imam Nawawi rahimahullah menyimpulkan dalam Syarh Shahih Muslim (9:154).
Bahwa baa-ah itu mampu untuk berjimak disertai dengan kemampuan memberi nafkah terlebih dahulu. Itulah yang disebutkan dalam hadits,
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki ba’ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu adalah pengekang syahwatnya yang menggelora.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400).
Siap menjalani kehidupan yang berbeda
Menikah berarti menjalani kehidupan baru. Karenanya kamu harus siap menghadapi semua hal yang tak terduga. Kehidupan setelah menikah akan jauh berbeda dengan kehidupan saat lajang.
Untuk itu menikah harus didasari kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi. Jika sebelumnya para jomblo bebas hang out (bergaul) bersama teman-teman, setelah menikah tentu semua harus atas dasar persetujuan suami.
Ketika menjadi histri kamu mesti menjalankan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan memudahkan masuk ke surga lewat pintu mana saja.
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1:191; Ibnu Hibban, 9:471. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Siap menghadapi masa depan yang baru
Menikah berarti siap melangkah menuju masa depan. Bila pernikahan berlangsung baik maka masa depan pun kemungkinan besar akan cerah.
Setidaknya pasangan suami-istri bisa bersama-sama membangun masa depan terbaik. Baiknya ada rencana-rencana yang sudah dirancang untuk masa depan, inginnya seperti apa, sampai apa saja target untuk anak-anak kelak.
Nah, kamu yang akan menikah harus miliki persiapan ini terlebih dahulu, agar kehidupan rumah tangga mu sesuai dengan doa doa para tamu undangan saat datang di hari bahagia mu. (MYR)