ERAMADANI.COM, DENPASAR – Komunitas Kanaditya melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa kunjungan ke Bangsal Khusus pasien kanker anak di Rumah Sakit Sanglah Jalan Pulau Nias Denpasar pada hari Sabtu (12/10/2019) pukul 11.00 wita.
Komunitas Kanaditya bersama para volunteer membawa bingkisan berupa nasi, snack, biskuit, air mineral dan uang donasi yang dibagikan ke orang tua pasien penderita kanker anak.
Bangsal anak penderita kanker yang dikunjungi oleh Komunitas Kanaditya berjumlah 25 orang pasien anak. Rata-rata pasien anak ini berusia balita dan ada juga yang berusia 12 tahun.
Tidak hanya dari daerah Bali saja pasien kanker anak yang dirawat di bangsal kanker anak. Pasien ada yang berasal dari Flores dan Lombok.
Pasien yang berasal diluar daerah Bali berobat ke Bangsal Anak RS Sanglah karena infrastruktur disini lebih canggih dan para dokter spesialisnya lebih banyak.
Semangat Relawan Dalam Berbagi
Sebelum mengunjungi tiap-tiap ruangan untuk membagikan donasi, Komunitas Kanaditya meminta izin petugas Rumah Sakit. Ditemani dua orang suster, relawan mulai membagikan donasi. Tidak hanya memberikan donasi saja.
Para volunteer ini pun memberikan dukungan moriil kepada para orang tua dan keluarga yang menjaga buah hati mereka. Rasa haru menyelimuti keluarga pasien kanker anak.
Ibu Made salah seorang orang tua pasien kanker anak membagikan kisahnya. Anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun harus menghadapi kenyataan bahwa anak laki-lakinya terkena kanker getah bening.
“Baru kemarin leher anak saya dioperasi. Lehernya masih perih dan nafsu makan belum terlalu kuat. Ini sekarang sedang istirahat karena kondisinya masih lemah. Minta doanya saja ya semoga adik cepat sembuh”, ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mendegar kata-kata lirih ini seorang relawan bernama Agus langsung memberikan kata-kata penyemangat.
“Ibu harus kuat ya, adik pasti sembuh dan bisa beraktifitas seperti sediakala” ucapnya.
Tidak hanya pasien penderita kanker di bangsal anak. Ada juga ditemui pasien penderita rubella, kelainan genetik darah, dan tumor.
Usai mengelilingi satu demi satu di bangsal anak RS Sanglah para relawan komunitas Kanaditya pamit kepada suster-suster yang berjaga.
Tentang Komunitas Kanaditya
Komunitas Kanaditya berawal dari dua sosok pendirinya (Debby Lukito Goeyardi dan Dewa Gede Agung Dharmayasa) yang rutin menjadi kakak pengajar anak-anak buruh suwun di Pasar Badung, Denpasar. Selain itu mereka rutin berkunjung ke bangsal Pudak untuk anak-anak penderita kanker dari keluarga tak mampu sejak awal tahun 2012.
Debby dan Agung juga rutin menjadi relawan pada komunitas Green Team Indonesia yang peduli pada lingkungan dan orang-orang yang membutuhkan, di mana Agung juga sebagai Mentor.
Pada perkembangannya, semakin banyak orang yang tertarik dalam kegiatan rutin ini hingga akhirnya harus ditentukan sebuah nama untuk komunitas yang makin rutin mengadakan aksi sosial dan lingkungan ini.
Akhirnya, atas kesepakatan anggota inti lainnya (Indah Nurdiana, Sri Rahayu, Astha Pratama dan Sayidah Rohmah) serta donatur tetap (Widyanti Andayani) diputuskanlah Kanaditya sebagai nama komunitas ini.
KANADITYA berasal dari bahasa Sanskerta Kanaka dan Aditya yang keduanya bermakna Matahari. Filosofi sederhana dari Matahari menjadi pegangan Kanaditya dalam menjalankan kegiatannya: Matahari selalu menyinari Bumi TANPA PAMRIH dan TANPA MENGHARAPKAN apa pun.
Harapan Kanaditya agar anak-anak yang kami bina akan menjadi Cahaya Terang bagi anak-anak lainnya, agar hal-hal kecil yang kami lakukan mampu menginspirasi dan memotivasi yang lain untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Pay it forward!
Kanaditya fokus pada literasi dan edukasi yang dikombinasikan dengan kegiatan sosial, khususnya untuk anak-anak yang kurang beruntung. Saat ini,
Kanaditya memiliki beberapa tempat untuk dikunjungi, seperti anak-anak buruh suwun di pasar tradisional, anak-anak penderita kanker dari keluarga kurang mampu di rumah sakit, anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak dengan kekuarangan pada indera penglihatan (tuna netra), bayi-bayi yang tak memiliki orang tua serta anak-anak di Sumba dan Flores. (HAD)