Jakarta, 30 Oktober 2024 – Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menegaskan dukungannya terhadap pesepak bola wanita Muslim yang dilarang bermain karena mengenakan celana panjang. Pernyataan ini muncul setelah mantan kapten timnas Somalia, Iqra Ismail, mengungkapkan pengalamannya dilarang bermain di Greater London Women’s Football League (GLWFL) karena tidak mengenakan celana pendek.
Iqra, yang juga seorang pelatih, dalam video Instagram-nya menceritakan bahwa selama lima tahun bermain di GLWFL, ia selalu mengenakan celana olahraga panjang. Namun, pada akhir pekan lalu, ia dilarang bermain sebagai pemain pengganti untuk klubnya, United Dragons.
"Wasit Middlesex FA untuk pertandingan kemarin mengatakan bahwa liga telah memberitahunya dengan tegas untuk tidak mengizinkan wanita seperti saya mengenakan celana olahraga, baik itu cocok dengan seragam kami atau tidak," ujar Ismail, seorang Muslimah. "Jika kami tidak mengenakan celana pendek, kami tidak boleh bermain. Itulah yang diberitahukan kepada saya kemarin," lanjutnya.
Pernyataan tegas dari FA ini muncul sebagai respon atas kasus yang dialami Iqra. FA menyatakan bahwa mereka telah menghubungi Middlesex FA untuk memastikan masalah ini segera diselesaikan.
"Kami secara proaktif menulis surat kepada semua FA daerah dan ofisial pertandingan di seluruh pertandingan akar rumput sepak bola wanita pada awal tahun ini untuk mengonfirmasi bahwa wanita dan anak perempuan harus diizinkan mengenakan pakaian yang memastikan keyakinan atau kepercayaan agama mereka tidak terganggu," kata juru bicara FA, Rabu (30/10/2024), dikutip Reuters.
GLWFL, dalam sebuah pernyataan, menjelaskan bahwa menurut pemahaman mereka, para pemain diharuskan mengenakan celana pendek di atas pakaian yang menutupi kaki mereka. Namun, mereka mengakui bahwa informasi tersebut mungkin tidak akurat.
"Namun, kami telah diberi tahu bahwa celana pendek di atas baju olahraga atau celana ketat tidak diwajibkan… kami akan memberikan panduan terbaru ini kepada semua ofisial dan anggota pertandingan kami," tulis liga di X.
Kasus ini memicu pertanyaan tentang aturan berpakaian dalam sepak bola wanita dan pentingnya menghormati keyakinan agama. FA dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap para pemain yang ingin mengenakan pakaian yang sesuai dengan keyakinan mereka.
"FA berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua orang," kata juru bicara FA. "Kami percaya bahwa setiap orang harus memiliki kesempatan untuk bermain sepak bola tanpa harus mengorbankan keyakinan mereka."
Pernyataan FA ini diharapkan dapat mendorong perubahan positif dalam aturan berpakaian di sepak bola wanita. Kasus Iqra Ismail menjadi bukti bahwa masih ada tantangan dalam menciptakan lingkungan yang benar-benar inklusif bagi semua orang, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan mereka.
Berikut beberapa poin penting dari kasus ini:
- Aturan berpakaian di sepak bola wanita: Kasus ini menyoroti aturan berpakaian di sepak bola wanita yang terkadang tidak fleksibel dan tidak mempertimbangkan keyakinan agama para pemain.
- Pentingnya menghormati keyakinan agama: FA dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap para pemain yang ingin mengenakan pakaian yang sesuai dengan keyakinan mereka.
- Menciptakan lingkungan yang inklusif: Kasus ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan dalam menciptakan lingkungan yang benar-benar inklusif bagi semua orang, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan mereka.
Kasus ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong perubahan positif dalam aturan berpakaian di sepak bola wanita dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua orang.
Berikut beberapa pertanyaan yang muncul dari kasus ini: