ERAMADANI.COM, JAKARTA – Akibat curah hujan ekstrem yang terjadi di Ibu Kota Jakarta awal tahun 2020 ini dibuka oleh bencana alam yaitu banjir yang berimbas pada kegiatan dan sarana prasarana.
Banjir yang melanda Jakarta ini terjadi pada Rabu (01/01/2020) kemarin pagi, setelah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan lebat pada Selasa (31/12/2019) sore.
Sebenarnya Jakarta memang bukan kali ini saja terendam banjir, hampir disetiap musim hujan tiba kawasan Jakarta memang kerap di landa banjir.
Penyebab Banjir Jakarta di Awal 2020
Dilansir dari Kompas.com, permasalahan banjir di Jakarta ini seolah sudah menjadi isu lawas dan penyebabnya pun begitu kompleks.
Mulai dari minimnya area resapan air, pendangkalan sungai, sampah yang menghambat saluran air, dan banyak lagi yang lainnya.
Ada satu hal yang menjadi salah satu penyebab banjir Jakarta di awal tahun 2020 ini adalah curah hujan yang terpantau ekstrem, karena angka yang tercatat relatif jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan, menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ( UGM) M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir ini adalah hujan yang merata dan jumlahnya banyak.
Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG).
Dari beberapa titik pengukuran, terpantau curah hujan di beberapa kawasan yaitu:
- Halim Perdana Kusuma mencapai 377 mm/hari
- Taman Mini 335 mm/hari
- Jatiasih 259 mm/hari
“Hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. Hujan kali ini bukan hujan biasa,” kata Doni merujuk penjelasan BMKG, Rabu (01/01/2020).
Deretan Curah Hujan Tahun Sebelumnya
Sementara curah hujan di tahun-tahun sebelumnya tercatat relatif lebih rendah. Berikut ini catatan curah hujan dari tahun-tahun sebelumnya:
- 1996: 216 mm/hari
- 2002: 168 mm/hari
- 2007: 340mm/hari
- 2008: 250mm/hari
- 2013: 100mm/hari
- 2015: 277mm/hari
- 2016: 100-150 mm/hari
Evakuasi diri
BMKG memprediksi hujan masih akan turun pada hari ini sehingga potensi banjir masih ada.
Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah potensial banjir tinggi untuk segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. “Yang penting selamatkan jiwa terlebih dahulu” imbau Doni.
Banjir di Jakarta ini juga menyebabkan kerusakan dan kerugian harta benda juga menimbulkan korban jiwa. Tercatat 9 korban meninggal dunia karena bencana banjir dan tahan longsor di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Perinciannya yakni 3 orang meninggal karena mengalami hipotermia di Jakarta Timur, 3 orang tertimbun tanah longsor di Depok, Jawa Barat.
Seorang terseret arus banjir di Bojonggede, Kabupaten Bogor, meninggal tersengat listrik di Jakarta Pusat, serta seorang lainnya tertimpa tanah longsor di Tanah Sereal, Kota Bogor.
“Dari prediksi BMKG, hujan masih akan turun, jadi kita minta warga agar senantiasa waspada,” katanya singkat.
Jumlah Pengungsi
Jumlah warga DKI Jakarta yang mengungsi akibat banjir terus bertambah. Dilansir dari Kumparan.com, berdasarkan data BPBD DKI, warga yang mengungsi mencapai 31.232 orang.
BPBD mencatat pengungsi terbanyak berada di wilayah Jakarta Timur dengan jumlah 13.516 orang, kemudian disusul Jakarta Barat dengan 10.586 orang, Jakarta Selatan 5.305 orang, Jakarta Utara 1.515 orang, dan Jakarta Pusat 310 orang. (MYR)