Pendahuluan:
Khutbah Jumat, sebagai salah satu rukun shalat Jumat, memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Khutbah ini bukan sekadar rangkaian kata-kata, melainkan wahana penyampaian pesan-pesan ilahi yang mengandung tuntunan hidup bagi umat muslim. Sebelum pelaksanaan shalat Jumat, khatib menyampaikan dua khutbah yang diselingi dengan duduk sejenak. Rukun khutbah Jumat, seperti yang tercantum dalam buku "Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah" karya Yoli Hemdi, meliputi pujian kepada Allah SWT, shalawat kepada Rasulullah SAW, nasihat bertakwa, pembacaan ayat Al-Qur’an, dan doa memohon ampun. Keberadaan teks khutbah yang ringkas dan relevan menjadi rujukan penting bagi para khatib dalam menyampaikan amanah ini. Berikut ini, dirangkum dari buku "Kumpulan Lengkap dan Praktis Khutbah Jum’at & Hari Besar Islam Sepanjang Tahun" karya Ustadz Much. Zaenuri Nur, tiga tema khutbah Jumat singkat yang relevan dengan kehidupan kontemporer.
1. Berbakti kepada Orang Tua: Pilar Utama Kehidupan Bermakna
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT,
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul dalam ibadah shalat Jumat, menjalin ukhuwah islamiyah, dan merenungkan hikmah kehidupan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, agar kita senantiasa berada di jalan yang diridhoi-Nya. Amin.
Saudara-saudara seiman,
Di antara pilar utama dalam membangun kehidupan yang bermakna dan diridhoi Allah SWT adalah berbakti kepada orang tua. Kasih sayang, pengorbanan, dan jasa orang tua tak terhingga nilainya. Mereka telah mencurahkan segenap tenaga, waktu, dan bahkan harta benda demi membesarkan dan mendidik kita hingga mencapai usia dewasa. Peran mereka sebagai madrasah pertama, tempat kita menimba ilmu kehidupan dan akhlak mulia, tak dapat digantikan oleh siapa pun.
Islam menempatkan ketaatan dan bakti kepada orang tua pada posisi yang sangat terhormat, setelah ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 23:
" Rabb-ku telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Ayat ini secara jelas menggarisbawahi pentingnya berbuat baik kepada orang tua, baik secara perkataan maupun perbuatan. Kita diwajibkan untuk menghormati, menyayangi, dan merawat mereka, terutama ketika mereka telah lanjut usia dan membutuhkan pertolongan kita. Sikap durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar yang sangat dimurkai Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “ Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka kedua orang tua. ” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim). Hadits ini menggarisbawahi betapa besar pengaruh ridha dan murka orang tua terhadap kehidupan kita di dunia dan akhirat.
Saudara-saudara,
Marilah kita renungkan kembali bagaimana kita telah berbakti kepada orang tua. Apakah kita telah melaksanakan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya? Jika kita telah sukses dalam karier, memiliki harta kekayaan, atau mencapai kedudukan yang tinggi, janganlah kita melupakan jasa orang tua kita. Justru, kita harus lebih meningkatkan bakti dan perhatian kepada mereka, sebagaimana mereka telah berkorban untuk kita. Kekayaan, ilmu pengetahuan, dan segala pencapaian yang kita raih saat ini tak lepas dari doa, pengorbanan, dan kasih sayang mereka.
Bagi kita yang orang tuanya masih hidup, marilah kita perlakukan mereka dengan penuh kasih sayang, hormat, dan kepatuhan. Kita wajib mentaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sedangkan bagi kita yang orang tuanya telah meninggal dunia, marilah kita senantiasa mendoakan mereka, memohon ampunan Allah SWT atas dosa-dosa mereka.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan keikhlasan kepada kita semua untuk senantiasa berbakti kepada orang tua, sehingga kita mendapatkan ridha Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2. Menghadapi Cobaan Hidup: Ujian Keimanan dan Kesabaran
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Saudara-saudara,
Kehidupan di dunia ini bagaikan medan pertempuran. Setiap manusia diuji dengan berbagai cobaan dan tantangan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-157:
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un". Mereka itulah yang mendapat ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Ayat ini menjelaskan bahwa ujian hidup dapat berupa berbagai macam bentuk kesulitan, seperti kemiskinan, kelaparan, kehilangan orang terkasih, dan lain sebagainya. Namun, Allah SWT juga menguji manusia dengan kenikmatan dan kemewahan dunia. Keberhasilan, kekayaan, dan kesehatan juga merupakan ujian yang harus dihadapi dengan bijak. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anbiya ayat 35:
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."
Oleh karena itu, kita harus senantiasa bersiap menghadapi berbagai macam cobaan hidup, baik berupa kesulitan maupun kenikmatan. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi ujian tersebut dengan kesabaran dan keimanan yang teguh. Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Az-Zumar ayat 10:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan."
Saudara-saudara,
Kesabaran bukan berarti pasrah dan menyerah pada keadaan. Kesabaran adalah upaya untuk tetap teguh beriman kepada Allah SWT dan terus berikhtiar dalam menghadapi tantangan. Kita harus senantiasa berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT, serta mengambil hikmah dari setiap cobaan yang kita alami.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu bersabar, ketentuan Allah tetap berlaku, sedang kamu diberi pahala. Dan jika kamu mengeluh, ketentuan Allah tetap berlaku, sedang kamu mendapat dosa.”
Luqman Al-Hakim dalam nasihatnya kepada anaknya juga menekankan pentingnya kesabaran: "Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu; Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang diutamakan." (QS Luqman: 17)
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita semua dalam menghadapi segala cobaan hidup, sehingga kita dapat lulus ujian dan meraih kemenangan di sisi-Nya. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
3. Mensyukuri Nikmat Umur: Investasi Abadi Menuju Akhirat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jamaah shalat Jumat yang mulia,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Saudara-saudara,
Di antara nikmat Allah SWT yang paling berharga adalah nikmat umur. Umur adalah anugerah yang tak ternilai harganya, waktu yang diberikan Allah SWT kepada kita untuk beribadah, beramal sholeh, dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 34:
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar zalim lagi sangat kufur."
Nikmat umur seringkali kita lupa untuk disyukuri. Kita lalai dalam memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk beribadah dan beramal sholeh. Padahal, umur kita sangat terbatas, dan kematian dapat datang kapan saja tanpa kita duga. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Munafiqun ayat 11:
"Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Dan dalam Surat Al-Jumuah ayat 8:
"Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
Saudara-saudara,
Marilah kita renungkan kembali bagaimana kita telah memanfaatkan nikmat umur yang telah Allah SWT berikan. Apakah kita telah menggunakannya untuk beribadah dengan khusyuk, beramal sholeh dengan ikhlas, dan berbuat kebaikan kepada sesama? Atau justru kita telah menyia-nyiakannya dengan perbuatan sia-sia, maksiat, dan melupakan kewajiban kita kepada Allah SWT?
Sebelum ajal menjemput, marilah kita perbaiki diri, bertaubat kepada Allah SWT, dan memperbanyak amal sholeh. Jangan sampai kita menyesal di akhir hayat karena telah menyia-nyiakan waktu yang berharga ini. Kita harus selalu ingat bahwa dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah tempat tinggal kita yang abadi.
Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk senantiasa mensyukuri nikmat umur, memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang kekal. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.