Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Pemerintah Arab Saudi secara resmi mengundang pengusaha Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan proyek-proyek ambisius, khususnya di mega proyek NEOM, sebagai bagian dari Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Hal ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal Abdullah H. Amodi, dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Jakarta, [Tanggal Pertemuan].
Dubes Faisal menekankan bahwa Arab Saudi tengah mengalami transformasi ekonomi dan infrastruktur yang masif untuk mendukung Visi 2030, dengan fokus utama pada pengembangan sektor pariwisata sebagai pilar penting perekonomian negara. "Arab Saudi membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berinvestasi dan berkontribusi dalam pembangunan pesat yang sedang kita laksanakan," tegas Dubes Faisal. Ia menambahkan bahwa kesempatan ini selaras dengan upaya pemerintah Arab Saudi untuk merealisasikan visi ambisius Putra Mahkota.
Pernyataan Dubes Faisal ini bukan sekadar retorika. Buktinya, sejumlah proyek infrastruktur skala besar telah dan sedang dikerjakan, menunjukkan komitmen nyata pemerintah Arab Saudi dalam mewujudkan Visi 2030. Salah satu contoh nyata adalah peluncuran kereta cepat Riyadh Metro pada 1 Desember 2024, sebuah sistem transportasi modern sepanjang 176 kilometer dengan enam jalur utama dan 85 stasiun, termasuk empat stasiun utama yang terintegrasi dengan pusat-pusat wisata di Riyadh. Proyek ini merupakan bukti nyata komitmen Arab Saudi dalam mengembangkan infrastruktur pendukung sektor pariwisata.
Lebih lanjut, pembangunan destinasi wisata mewah Pulau Resort Sindalah di NEOM, yang diluncurkan pada 27 Oktober 2024, juga menjadi bukti nyata transformasi sektor pariwisata Arab Saudi. Proyek yang rampung dalam waktu dua tahun ini melibatkan kolaborasi antara 4 kontraktor lokal dan 60 subkontraktor, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan sektor usaha dalam negeri.
NEOM sendiri, sebagai proyek kota futuristik, menjadi pusat perhatian dunia. Lebih dari 140.000 pekerja konstruksi dikerahkan untuk membangun wilayah-wilayah utama NEOM, termasuk kota industri Oxagon, destinasi pegunungan Trojena, pulau mewah Sindalah, dan destinasi Teluk Aqaba. Kecepatan pembangunan ini menunjukkan ambisi Arab Saudi untuk menciptakan pusat ekonomi dan pariwisata kelas dunia.
Ke depan, Arab Saudi bersiap menjadi tuan rumah dua event internasional bergengsi: Expo 2030 dan Piala Dunia 2034. Kedua event ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, sekaligus menjadi panggung dunia untuk memamerkan kemajuan dan transformasi Arab Saudi. "Kami ingin menjadikan event-event ini sebagai ajang yang unik dan berkesan bagi dunia internasional, sehingga dapat mengangkat perekonomian Arab Saudi dan juga negara-negara Islam," jelas Dubes Faisal.
Namun, upaya Arab Saudi tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur. Pemerintah Arab Saudi juga berupaya mengubah persepsi masyarakat internasional, termasuk Indonesia, tentang negara tersebut. Selama ini, Arab Saudi lebih dikenal sebagai destinasi ibadah haji dan umrah. Dubes Faisal menekankan bahwa Arab Saudi menawarkan jauh lebih banyak daripada sekadar ibadah.
"Kami ingin mengubah paradigma bahwa Arab Saudi hanya identik dengan haji dan umrah. Kami ingin masyarakat Indonesia juga mengenal potensi wisata dan belanja yang luar biasa di Arab Saudi," ujar Dubes Faisal. Ia mengundang masyarakat Indonesia untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata menarik dan pusat perbelanjaan modern yang tersedia di Arab Saudi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Arab Saudi untuk mempromosikan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam Visi 2030.
Hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi yang telah terjalin erat selama hampir 80 tahun menjadi landasan kuat bagi peningkatan kerja sama di berbagai sektor, termasuk investasi. Salah satu contoh nyata adalah kerja sama antara perusahaan energi terbesar Arab Saudi, Acwa Power, dengan PT PLN dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di lima lokasi di Indonesia, dengan nilai investasi hampir mencapai Rp 10 triliun. Kerja sama ini menunjukkan potensi besar investasi Indonesia di Arab Saudi dan sebaliknya.
Peningkatan frekuensi penerbangan Saudi Airlines juga menjadi indikator positif bagi peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Saat ini, Saudi Airlines melayani lima penerbangan langsung dari Arab Saudi ke Jakarta setiap hari, dan empat penerbangan per minggu ke Medan, Sumatera Utara. Peningkatan konektivitas ini berdampak signifikan terhadap peningkatan volume perdagangan bilateral, yang saat ini mencapai US$ 7 miliar. Jumlah kunjungan warga negara Indonesia ke Arab Saudi juga merupakan yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain.
Kesimpulannya, undangan investasi dari Arab Saudi kepada pengusaha Indonesia merupakan peluang emas yang tidak boleh dilewatkan. Proyek-proyek infrastruktur skala besar yang sedang dan akan dibangun, dipadukan dengan komitmen pemerintah Arab Saudi dalam mengembangkan sektor pariwisata dan peningkatan konektivitas, menciptakan lingkungan investasi yang sangat menjanjikan. Dengan sejarah kerja sama yang panjang dan kuat, Indonesia memiliki posisi strategis untuk mengambil bagian dalam transformasi ekonomi Arab Saudi dan meraih keuntungan ekonomi yang signifikan. Peluang ini membuka jalan bagi kolaborasi yang saling menguntungkan antara kedua negara, memperkuat hubungan bilateral, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua belah pihak. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memfasilitasi dan mendorong partisipasi aktif pengusaha Indonesia dalam proyek-proyek tersebut, sehingga dapat memaksimalkan potensi ekonomi dan memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Arab Saudi.