Denpasar (Eramadani) – Menyambut bulan suci Ramadhan, Lembaga Kemanusiaan Dompet Sosial Madani (DSM) dan Yayasan Sahabat Subuh Bali adakan Talk Show Ramah Lingkungan bertema Masjid Ramah Lingkungan dan Kesehatan Keluarga. Kegiatan Talk Show ini diselenggarakan di Masjid Muhammad berlokasi di Jalan Imam Bonjol No 335 Denpasar pada Sabtu(13/4/2019) pagi.
Kegiatan Talk Show ini menghadirkan pembicara yang ahli dalam bidangnya seperti KH Mustafid Amna,Lc, MA (MUI Bali), Ustadz Nur Asyur Konselor Keluarga, dr Fuad Adi Rosyadi (Praktisi Kesehatan), Muhammad Nur Sholeh (Manager DSM). Berbeda dengan kebanyakan talk show lainnya. Setiap jamaah yang hadir diberikan botol minum isi ulang (tumbler) bebas karet dan jajanan pasar organik yang dibungkus daun pisang.
Materi Talkshow yang Dipaparkan para Pemateri
Menjaga Lingkungan dalam Tinjauan Agama
Pembicara pertama KH Mustafid Amna, LC. MA paparkan bahwa menjaga lingkungan baik dirumah maupun dilingkungan pemukiman adalah ikhtiar nyata manusia. Saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali melalui komisi lingkungan memiliki program gaya hidup hijau dengan membagikan bibit daun kelor ke masyarakat Singaraja. MUI Bali mendukung masyarakat untuk bergaya hidup hijau kendati belum ada fatwa dari MUI Pusat. “MUI Bali hanya menghimbau dari perkumpulan pengajian dan Majelis Taklim untuk masyarakat bisa bergaya hidup hijau”, jelasnya ketika ditanya mengenai pemanfaatan limbah air wudhu lepas pakai untuk diolah menjadi air bersih layak pakai. KH Mustafid Amna berujar belum ada tekhnologi seperti yang ditanyakan. “Limbah air wudhu saat ini kebanyakan digunakan untuk menyiran tanaman saja”, tambahnya.
Efek Menjaga Lingkungan Kepada Keluarga
Berlanjut ke pembicara kedua, Ustadz Nur Asyur menungkapkan bahwa lingkungan yang baik merupakan kriteria yang membuat hidup menjadi bahagia. “Tidak akan bahagia jika tidak memiliki lingkungan yang baik. Sebentar lagi akan memasuki Bulan Ramadhan. Banyak ummat yang terlalu berlebih membeli makanan berbuka sehingga tidak seimbang jumlah anggota keluarga yang menyantap sajian berbuka puasa. Banyak sajian berbuka yang berlbihan hingga dibuang mubazzir dan akan menjasi sampah. Maka dari itu jangan berlebihan membeli sajian berbuka puasa dan menambah sampah untuk dibuang” paparnya.
Edukasi Praktek Menjaga Lingkungan Dari Pakarnya
Sedangkan pembicara ketiga dr Fuad Adi Rosyadi mengajak para jamaah yang hadir untuk menjaga kebersihan keluarga melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “PHBS bisa dilakukan dengan selalu mencuci tangan ketika akan menyantap makanan, menguras air bak mandi sehingga tidak ada jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah, pembuatan jamban untuk buang air kecil dan besar” tandasnya.
Pembicara terakhir, Muhammad Nur Soleh pun memperkuat tema dengan mempresentasikan konsep gaya hidup hijau. “DSM mengedukasi dengan mengajak masyarakat memanfaatkan lingkungan dan gaya hidup hijau sekitar dengan menanam metode hidroponik” ungkapnya. Cara mengedukasi masyarakat lainnya untuk bergaya hidup hijau dan mengurangi limbah plastik yang membuat bahaya banjir adalah dengan kosep 3 AH ala DSM. “Cegah dengan tindakan edukasi dan penyadaran akan bahaya yang ditimbukan dari limbah, Pilah dengan membawa botol minuman sendiri dan tidak membuang makanan yang berlebih dan terakhir Olah melalui penggunaan kembali bahan –bahan yang berpotensi menjadi limba seperti plastik” imbuhnya. (Dhan)