Jakarta, 28 Oktober 2024 – Polemik seputar usulan calon wakil gubernur Jakarta, Suswono, terkait pernikahan janda kaya dengan pengangguran di Jakarta kembali memanas. Usulan yang diiringi analogi Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah tersebut menuai kecaman luas, hingga akhirnya Suswono menyampaikan permintaan maaf pada Senin (28/10/2024).
Permintaan maaf Suswono ini lantas memicu munculnya kembali video lama permintaan maaf Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di media sosial X. Video tersebut merekam momen Ahok meminta maaf atas kasus penistaan agama yang menjeratnya pada tahun 2017.
Kasus penistaan agama Ahok bermula dari pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu pada 30 September 2016. Dalam pidatonya, Ahok mengutip Surat Al Maidah ayat 51 untuk mengilustrasikan isu SARA yang digiring lawan politiknya. Pernyataan Ahok tersebut memicu gelombang demonstrasi dan desakan masyarakat agar Ahok diproses hukum. Puncaknya, aksi demonstrasi besar-besaran terjadi pada 4 November 2016 dan 2 Desember 2016, yang dikenal sebagai Aksi Bela Islam 212.
Sebelum akhirnya diajukan ke meja hijau, Ahok menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan. Dalam video yang kini viral tersebut, Ahok dengan tegas menyatakan:
“Saya sampaikan kepada semua umat Islam, ataupun orang yang merasa tersinggung saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam atau Alquran, kalian bisa lihat suasana videonya seperti apa. Saya juga bukan anti-Islam, saya dari kecil kamu bisa lihat, bukan kita mau riya, sekolah-sekolah Islam kita bantu izin berapa banyak termasuk KJP untuk madrasah, termasuk kita bangun masjid.”
Ahok juga meminta agar polemik soal pidatonya di Kepulauan Seribu tidak dilanjutkan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki niat untuk melecehkan Islam.
“Kamu bisa lihat tindak tanduk saya ada nggak musuhin Islam, ada nggak pengin melecehkan Alquran, makanya saya minta maaf atas kegaduhan ini, jangan sampai saya pikir komentar ini jangan diteruskan lagi, tentu mengganggu keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara,” tegas Ahok.
Kemunculan kembali video permintaan maaf Ahok ini memicu berbagai reaksi di media sosial. Sebagian warganet menilai bahwa kasus Ahok dan Suswono memiliki kesamaan, yaitu penggunaan analogi agama yang berpotensi menimbulkan kontroversi.
“Kasus Ahok dan Suswono ini menunjukkan betapa pentingnya berhati-hati dalam menggunakan analogi agama, terutama di ranah publik,” tulis akun @warganet123.
“Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi para tokoh publik agar lebih bijak dalam berbicara dan menggunakan analogi agama,” tambah akun @netizen456.
Sementara itu, sebagian warganet lainnya menilai bahwa kasus Ahok dan Suswono memiliki konteks yang berbeda.
“Ahok memang salah karena menggunakan ayat suci untuk mengilustrasikan isu SARA, sedangkan Suswono hanya menggunakan analogi pernikahan Nabi Muhammad,” tulis akun @warganet789.
“Meskipun keduanya menggunakan analogi agama, konteksnya berbeda. Ahok menggunakannya untuk tujuan politik, sedangkan Suswono untuk menyampaikan usulannya,” tambah akun @netizen012.
Terlepas dari berbagai pendapat yang bermunculan, kasus Suswono dan kemunculan kembali video permintaan maaf Ahok menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan analogi agama di ranah publik.
Permintaan maaf Suswono dan viralnya kembali video permintaan maaf Ahok menjadi bukti bahwa penggunaan analogi agama yang tidak tepat dapat memicu kontroversi dan kegaduhan di masyarakat.
Diharapkan, kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi para tokoh publik agar lebih bijak dalam berbicara dan menggunakan analogi agama, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan memecah belah masyarakat.