ERAMADANI.COM, KOTA KINABALU – Seorang filantropis asal Malaysia, Ebit Lew mengunggah foto di media sosialnya baru-baru ini, foto itu memperlihatkan ratusan orang Bajau Laut menjadi muslim secara massal dengan mengucapkan syahadat.
Berdasarkan pantauan eramadani.com, Ebit Lew menyatakan ada 490 orang Bajau Laut dari 4 kampung mengucap syahadat dan masuk Islam.
Menangis bahagia sangat di Semporna 2 hari di sini dapat 490 orang masuk Islam mengucap syahadah dari 4 buah kampung. Syukur dapat mengajar mereka syahadah. Niat kerana dengar orang memerlukan bekalan makanan terus ke kawasan Bajau Laut yang tiada negara.
Melihat hidup mereka hidup di atas air. Ada atas bot. Hidup atas air sepenuhnya. Sekali-sekala ke darat. Mereka tiada agama. Sampai mereka bertanya tentang tuhan. Kami tidak tahu tentang tuhan. Mereka dengan rela hati ingin memeluk Islam. Sayu dengar mereka mengucap syahadah.
Syukur tadi selesai bawa kayu dan mulai bina sekolah. Kami cadang bina 3 sekolah. Tadi dah dapat 6 guru untuk mengajar asas 3M dan Asas Islam. Akhlak dan kasih sayang. Tadi dah letak kayu. Sebulan akan siap semuanya. Saya akan bayar gaji guru. Dan akan cuba bantu mereka secara berterusan. Cikgu akan tinggal di sana.
Menangis jer hati ini. Terima kaseh Maritim menyediakan dan bantu kami dari mula sampai habis, terima kasih PDRM. Terima kasih Komando 69 dan PGA dan ATM, terima kaseh Pengurusan Taman-taman Sabah yang memudahkan kami bina sekolah, terima kasih NGO yang terlalu banyak membantu mereka. Ini sedikit usaha kecil kami. Semoga menjadi asbab kebaiakan-ebitlew
Ebit Lew dalam unggahan di akun Instagramnya (@ebitlew)
Fakta-fakta Masuknya Orang Bajau Laut ke dalam Islam
Melansir dari Malay Mail melalui republika.co.id, berikut ini beberapa fakta syahadat massal orang Bajau Laut.
Terjadi Setelah Pengkhotbah Ebit Lew Menjangkau Komunitas Bajau Laut
Pengkhotbah populer Ebit Lew menjangkau komunitas pengembara laut gipsi tersebut dengan memberikan mereka persediaan makanan dan bantuan lainnya.
Pria yang lahir di Pahana itu berada di sana pada hari ketiga dari 10 hari kunjungan kemanusiaan ke distrik pantai timur Sabah di Lahad Datu, Tawau, Kunak, dan Semporna ketika ia mengunjungi desa air di lepas Semporna.
Mendapat Pujian dari Otoritas Islam Sabah
Dakwah Ebit Lew mendapat pujian dari Otoritas Islam Sabah, lantaran ratusan orang Bajau Laut memeluk Islam.
Otoritas Islam Sabah Klarifikasi Sebagian Besar Pengembara Laut Gipsi Sudah Menjadi Muslim
Mufti Sabah, Datuk Bungsu Aziz Jaafar, mengatakan meskipun ia tidak mengetahui acara pengucapan kalimat syahadat yang sebenarnya, Departemen Urusan Islam Sabah (JHEAINS) memang mengklasifikasikan kelompok etnis Bajau Laut sebagai muslim berdasarkan survei dan laporannya sendiri.
“Setahu saya, di komunitas Bajau Laut atau Pala’u, mereka dianggap Muslim. Berdasarkan survei JHEAINS beberapa tahun lalu, mereka tergolong Muslim,” jelas Mufti Sabah, melansir dari Malay Mail, Selasa (2/2/21).
Bungsu mengaku mengetahui kunjungan Lew ke Sabah, tetapi bukan bagian dari acara pindah agama yang diyakini tidak direncanakan.
Ia mengatakan perpindahan agama mereka berlaku selama mereka mengucapkan syahadat dengan keyakinan.
Namun, menurutnya untuk masuk Islam itu sederhana, seseorang hanya harus percaya kepada Allah, suci, dan yakin bahwa tidak ada Tuhan yang lain, dan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan, dan mengucapkan syahadat.
“Di mata Islam, mereka adalah Muslim,” katanya, ketika ditanya tentang prosedur yang diperlukan agar perpindahan agama massal semacam itu terjadi.
Akan tetapi, ia mengakui proses pendaftaran untuk setiap mualaf semacam itu di komunitas tersebut mungkin cerita yang berbeda, lantaran 157 penduduk desa Pulau Tatagan di Semporna diyakini sebagian besar tidak berdokumen, hal itu karena gaya hidup nomaden mereka.
“Kalau begitu, prosesnya berbeda. Biasanya, seorang mualaf baru harus datang ke kantor untuk proses administrasi, mendaftar, difoto, menjalani prosesnya, tapi kalau tidak berdokumen, atau tanpa kewarganegaraan maka prosesnya lebih rumit,” jelas Bungsu.
Ia mengatakan lembaga lain seperti Departemen Imigrasi, Departemen Pendaftaran Nasional, dan JHEAINS akan menjadi otoritas yang berhak untuk diajak bicara.
Mulanya Bajau Laut Berasal dari Budaya Nomaden Laut Gipsi
Selain tinggal yang berpindah-pindah, mereka mempraktikkan pemujaan leluhur atau kepercayaan pada roh, terkadang benda atau tempat alam suci.
Beberapa keyakinan dan praktik demikian masih berlangsung hingga saat ini meski telah memeluk Islam.
Banyak komunitas yang belum berasimilasi dengan kehidupan di darat melanjutkan percampuran kepercayaan Islam dan tradisional mereka.
Malay Mail mengetahui bahwa kelompok dan organisasi non-pemerintah lainnya sebelumnya telah menjangkau Bajau Laut di pulau Tatangan, serta pulau-pulau terdekat di Maiga, yang semuanya di dalam Taman Laut Tun Sakaran, di mana penduduk desa juga telah berpindah agama.
Operator scuba diving yang berbasis di dekat pulau Selakan sejak 2013 dan akrab dengan komunitas di sana, Aminor Azmi, mengatakan bahwa ada surau yang dibangun LSM dan sejumlah kelompok di dua desa yang berdekatan di kawasan itu, yakni di Maiga dan Alab.
“Pasti ada kelompok lain yang telah bertemu dengan penduduk desa dan setiap kali, penduduk desa akan kembali menyatakan keyakinan mereka,” katanya.
Meskipun telah berpindah agama, Azmi mengatakan orang Bajau Laut mungkin tidak mendapatkan manfaat dari ajaran Islam yang berkelanjutan untuk menjalankan agama tanpa sekolah apapun.
Ebit Lew Bangun Sekolah untuk Orang Bajau Laut
Ebit Lew berharap pembangunan sekolah akan siap dalam waktu satu bulan.
Lew menyebut telah melibatkan enam guru yang dapat berbicara bahasa lokal yang siap mengajar di tiga sekolah yang akan ia bangun secara keseluruhan.
Sementara itu, di Malaysia, penceramah dan misionaris muslim bebas untuk mendakwahi dan mengubah orang-orang dari agama lain menjadi Islam.
Namun, sebaliknya, menjadi ilegal dan dilarang bagi agama lain untuk berdakwah dan mengubah keyakinan umat Islam. (ITM)