ERAMADANI.COM, DENPASAR – Sabtu hingga Ahad (12/01/2020) kemarin, Organisasi Broadcast Dakwah Islam ( BDI ) gelar kajian ilmiyyah yang menghadirkan Al – Ustadz dr. Raehanul Bahraen M,Sc, Sp. PK. sebagai pembicara.
Kajian agama di kalangan ummat Islam cukup sering diselenggarakan di pulau Bali. Ummat Muslim yang jumlahnya tidak banyak pun kerap kali mengundang guru / syaikh / ulama / ustadz dari luar Bali sekedar tuk menjadi pembicara.
Maka saat pembicara dari luar berkesempatan mengisi di Bali, acara kerap mendatangkan jemaah yang begitu ramai. Mereka memanfaatkan kesempatan itu demi “memeras ilmu” si pembicara tersebut.
“Mumpung pemateri sedang di Bali, sayang kalo kesempatan dilewatkan,” ujar Ilham, salah satu jemaah yang ditemui di kajian Ustadz Raehanul Bahraen.
Kajian Ilmiyyah Yang Dihadirkan BDI
Umumnya kajian keagamaan di Bali dihadirkan dengan konsep serupa. Pemateri akan menyampaikan cerita – cerita sesuai tema, lalu dihubungkan dengan dalil Qur’an dan Hadist untuk dijadikan pemahaman baru bagi jemaah.
Cukup berbeda dengan konsep yang digagas Broadcast Dakwah Islam (BDI). Umumnya kajian Ilmiyyah memulai dengan dasar dalil sebelum dihubungkan dengan apa yang menjadi pembahasan.
BDI dengan tagline “Sahabat Hijrah Kita” saat menjadi salah satu alternatif bagi jemaah untuk mengikuti kajian Islam yang mengedepankan Sunnah. Sehingga tiap ilmu yang disampaikan punya dasar yang jelas dan baik untuk disampaikan kembali oleh jemaah.
Bermuamalah Sebagai Dokter, Menyampaikan Ilmu Sebagaimana Ustadz
dr. Raehanul Bahraen yang dihadirkan BDI dalam acara ini memiliki kiprah yang baik dalam Islam. Dirinya merupakan Koordinator Indonesia Bertauhid, pembina portal Muslimafiyah.com serta kontributor Mulim.or.id.
Kapasitasnya sebagai dokter-pun dia aplikasikan dengan kontribusinya dalam mengelola rubrik kesehatan di situs KonsultasiSyariah.com.
Ustadz kelahiran Dompu, Sumbawa tahun 1986 ini telah mengenyam ilmu kedokteran lewat prodi Pendidikan Dokter di Universitas Gadjah Mada 2010 lalu. Studinya dilanjutkan di pendidikan spesialis Patologi UGM dan pasca Sarjana Ilmu Kedokteran Klinik FK UGM.
Ditengah kesibukannya di dunia kesehatan, dokter Bahraen menyeimbangkan ilmu agamanya ei Ma’had Al-Ilmi Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari Yogyakarta serta menempuh pendidikan Bahasa Arab di Yogyakarta pula.
Usahanya dalam menempuh ilmu sukses mengantarkannya menjadi dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sekaligus ulama yang berkewajiban membagikan ilmunya pada jemaah.
Bahasan Berdasarkan Dalil Selama Di Bali
Selama dua hari, Ustadz atau dokter Bahraen mengisi di empat lokasi berbeda dengan tema berbeda. Kajian pertama dilakukan di Musholla The Keranjang Bali, dengan tema “Kecantikan & Fiqih Kontemporer, Kesehatan Wanita Muslimah”.
Dilanjutkan Ba’da Maghrib di Musholla Baitul Mukminin, BKDI, Panjer dengan tema “Akidah & Tauhid yang benar menghasilkan akhlaq yang mulia dan muamalah yang baik”.
Ahad keesokan harinya Ustadz Bahraen menerangkan tema “Indahnya Surga dan Dahsyatnya Neraka” ba’da Subuh di Masjid Baitul Makmur, Monang-Maning. Dilanjutkan pada waktu Dhuha di Masjid Al-Ghuroba, Jl. Pulau Ceningan dengan tema “Fiqh Terkait Hujan (Syariah dan Medis)”.
Semua tema tersebut diulas secara rinci per-pembahasan sehingga terhindar dari pendapat normatif yang berlebihan. Semuanya diulas sesuai sebagaimana teks dalil yang tercantum dan juga bagaimana para sahabat terdahulu menyikapi permasalahan tersebut.
Sebagaimana yang dilakukan dokter Bahrein di Masjid Baitul Makmur, Monang-Maning. Kajian Ilmiyyah mengenai Surga dapat dibahas secara detil mulai dari Ba’da Subuh hingga pukul 07.00 waktu setempat.
Mulai dari pemahaman pentingnya belajar tentang Surga dan Neraka, Kaidah Surga dan Neraka, gambaran keindahan Surga dan buruknya Neraka, dan pertanyaan-pertanyaan seputar topik tersebut dibahas satu persatu dengan dasar dalil yang ada.
Sebagaimana di Masjid Baitul Mukminin BKDI, Panjer. Dokter Bahraen menjelaskan segala hadist dan ayat yang menerangkan bagaimana keimanan seseorang selalu sejalan dengan baiknya akhlak orang tersebut dalam bermuamalah.
Prinsip-prinsip dakwah tersebut secara tak langsung menjadi penjaga kemurnian ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam di masa modern yang penih fitnah kini.
Harapan Kedepan Bagi Penyelenggara

Barry Yudho Briantoro, Ketua Broadcast Dakwah Islam (BDI) menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Kami sangat bahagia atas terselenggaranya kegiatan ini, tentunya atas dukungan dari para muhsinin, jemaah, takmir yang membantu, The Keranjang, Masjid-Masjid yang kami singgahi, dan lainnya”, Ujarnya.
Barry menyatakan bahwa jemaah yang mengikuti kegiatan BDI kali ini sangat meningkat dalam kegiatan kali ini. Sejalan pula dengan nama besar Ustadz dr. Raehanul Bahraen yang sudah sangat dikenal publik.
Mereka berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi Ummat, terutama memberikan kesadaran ilmu yang ilmiyyah dari sudut pandang medis dan agama.
“Semoga kegiatan ini bisa menumbuhkan ghirrah dan kesadaran masyarakat. Kami harap dengan penjelasan Ust. dr Raehanul tempo hari, kedepannya umat dapat lebih selektif dlm menerima informasi baik informasi agama dan medis, tentunya harus ilmiyah dan berdasar,”.
Barry berharap pula agar masyarakat bisa mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari, walaupun sekedar hal-hal kecil.
“Maka tetap tunggu terus kejutan kegiatan BDI selanjutnya,” Tutup Barry dalam kesempatan wawancara.
Panitia juga berharap Ustadz Raehanul Bahraen yang masih aktif menjadi dokter di Rumah Sakit Unram, RSUP Mataram, Rumah Sakit Islam Mataram bisa kembali singgah mengisi kajian di Bali. (RAB)