ERAMAADANI.COM, DENPASAR – Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPW PKS Bali menyelenggarakan serangkaian acara kajian keluarga pada Sabtu (21/12/2019) lalu.
Kajian keluarga ini dilakukan dalam rangka memperigati Hari Ibu yang jatuh pada tangal 22 Desember 2019 kemarin. Yang digelar di ruang meeting Ben The Waroeng.
Acara ini juga dihadiri oleh kader dan simpatisan perempuan, diantaranya merupakan perwakilan dari masjlis taklim se-Denpasar-Badung memenuhi tempat yang disediakan sejak acara belum dimulai.
Rangkaian Acara Pameran Foto

Rangkaian acara terdiri dari pameran foto hasil lomba swafoto keluarga yang diikuti oleh kader dan simpatisan PKS se-Bali, pentas seni teater dan musik akustik oleh anak kader, serta talkshow parenting.
Mengambil tema “Mengokohkan Peran Ibu sebagai Pemersatu Bangsa” BPKK PKS Bali mengingatkan kembali bahwa Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, “Al ummahaat almadrasatul ula”.
Melalui pendidikan yang diberikan seorang ibu kepada anak-anaknya dapat membentuk karakter dan kepribadian seorang anak untuk dapat lebih memahami nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Melalui didikan seorang ibu dan tanpa mengesampingkan peran ayah, nilai-nilai yang ada di masyarakat harus ditanamkan kepada anak-anak.
Diantaranya adalah pendidikan karakter dan agama baik vertikal atau horisontal. Tujuannya, supaya anak-anak tumbuh menjadi sosok pemuda yang hebat dan bisa memilih mana yang baik atau tidak.
Dalam sambutannya, Siti Fatimah, S.Pt selaku ketua BPKK menyampaikan terima kasihnya atas antusias para ibu untuk hadir dalam acara kajian keluarga ini.
“Dengan semangat kongres 30 organisasi perempuan tanggal 22 Desember 1928 sebagai cikal bakal Hari Ibu, mari kita jadikan momen ini sebagai upaya untuk memuliakan para ibu dan mengeratkan persatuan Indonesia,” tuturnya.
Semaraknya Kajian Keluarga

Acara peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan oleh BPKK DPW PKS Bali makin semarak dengan adanya pentas seni teater, musik akustik dan pembacaan puisi.
Seorang kader memainkan teater singkat yang mengambarkan tentang bagaimana peran ibu yang seharusnya, yakni sebagai pendidik utama anak-anaknya.
Selanjutnya, Ustadz Agus Yulianto, S.PdI selaku konselor keluarga Rumah Keluarga Indonesia (RKI) juga membahas betapa pentingnya peran ibu bagi masa depan Indonesia.
“Anak-anak merasa bahagia bukan karena berlimpahnya materi yang diberikan. Mereka bahagia karena ibu yang membersamai aktivitasnya,” lanjut Ustadz Yuli.
Dalam sesi tanya jawab, seorang ibu merisaukan perihal memasukkan anaknya ke pesantren selepas sekolah dasar.
Ustadz Yuli pun memberikan solusi bagaimana orang tua menyiapkan anak-anaknya agar kelak bisa menimba ilmu agama di pesantren.
“Usia TK, anak-anak tidak boleh lepas dari ibunya. Saat usia SD, anak-anak harus lebih banyak berbicara dengan ibunya sehingga masuk usia SMP sudah memungkinkan untuk dilepas ke pesantren” tuturnya.
“orang tua terutama ibu tetap harus memosisikan anak sebagai teman. Orang tua juga wajib memilihkan pesantren yang kondusif,” ujarnya
Melalui kegiatan tersebut, BPKK DPW PKS Bali berharap semoga setiap ibu bisa mengambil peran dalam kehidupan sang anak.
Hal ini bertujuan untuk mengokohkan persatuan bangsa Indonesia, khususnya melalaui pendidikan anak-anak bangsa. (RLS)
Sumber: Portal Resmi FP Facebook DPW PKS Bali