ERAMADANI.COM, – Kabar mencengangkan datang dari Jawa Tengah Purworejo, warga di hebohkan dengan munculnya kerajan baru Keraton Agung Sejagat yang ada di Desa Pogung Juru Tengah, Bayan.
Mereka mengklaim memiliki keraton yang kekinian namun belum selesai dibangun. Bahkan, Sinuhun mengklaim bahwa Kerajaan Agung Sejagat memiliki wilayah kekuasaan di seluruh dunia.
Dilansir dari Kumparan.com, Totok Santosa Hadiningrat alias Sinuhun bersama sang istri Kanjeng Ratu, Dyan Gitarja mempimpin kerjaan tersebut.
Yang berpusat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, sebagai lokasi markas Keraton Agung Sejagat.
Tanggapan Gubernur Jateng soal Kerajaan Agung Sejagat
Kabar ini sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kemudian ia mengutus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengusut informasi ini.
“Saya minta Pemkab Purworejo dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengusut (informasi tersebut),” kata Ganjar Pranowo kepada awak media, Senin (13/1/2020).
“Syukur kalau ada perguruan tinggi yang mendampingi, mencari, dan meneliti keabsahan klaim (soal Keraton Agung Sejagad) secara akademik,” tambahnya.
Ia juga meminta untuk semua pihak melakukan pendekatan komunikasi sehingga tidak muncul pertanyaan dan kegaduhan di masyarakat.
Ia pun meminta Pemkab Purworejo untuk melakukan komunikasi dengan pentolan Keraton Agung Sejagad sehingga keberadaannya bisa jelas diketahui maksud dan tujuannya.
“Kalau baik untuk masyarakat, ya baik. Tapi, pemerintah (Kabupaten Purworejo) perlu memayungi langsung masyarakat, meminta klarifikasi sehingga jelas semuanya,” tegas Ganjar Pranowo.
Munculnya KAS untuk Mewujudkan Janji Kerajaan Majapahit
Sementara itu, Raja KAS juga menyampaikan bahwa mereka hadir untuk mewujudkan janji runtuhnya kerajaan Majapahit.
“Kami muncul untuk menunaikan janji 500 tahun runtuhnya Kerajaan Majapahit di tahun 1518,” ujar Totok yang mengklaim dirinya sebagai Rangkai Mataram Agung, Ahad (12/01/2020) lalu.
Bahkan yang paling mencengangkan, sang raja dan Kanjeng ratu mengaku bahwa kerajaan mereka menguasai seluruh dunia.
Perjanjian tersebut dilaksanakan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa terakhir Majapahit, dengan Portugis sebagai wakil orang-orang barat di Malaka pada tahun 1518.
Menurut sang raja, ketika kekaisaran tersebut berakhir, maka berakhir pula dominasi kekuasaan orang Barat dalam menguasai bumi.
Sehingga, kekuasaan tertinggi atas dunia harus dikembalikan pada pemiliknya, yang katanya adalah Keraton Agung Sejagat yang ada di Purworejo.
Terpilihnya Kabupaten Purworejo menjadi tempat Istana Keraton Agung Sejagat dikarenakan dahulu kerajaan Mataram telah berdiri di Solo dan Yogyakarta.
Sedangkan untuk jumlah pengikutnya juga semakin banyak, yaitu 425 orang. (MYR)