ERAMADANI.COM, DENPASAR – Dalam rangka memudahkan pembelajaran dengan sistem daring atau online di masa pandemi, Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul Ulama (LP MNU) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera memperluas jaringan internet sampai pelosok.
Zainul Arifin Junaidi, selaku Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdatul Ulama ungkapkan keberadaan serta kondisi sebagian besar sekolah dan madrasahnya yang ada di pelosok.
“Kami sebenarnya perlu juga bantuan dari (Kementrian) Kominfo itu, karena ternyata kan jaringan internet belum di seluruh Indonesia,” tuturnya, dilansir dari Republika.co.id.
“Sementara sekolah dan madrasah kami kebanyakan ada di daerah pelosok, yang belum ada jaringan,” imbuhnya.
Ia juga menerangkan bahwa saat ini LP MNU tengah melakukan pelatihan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada para sekolah yang berada di bawah naungan LP MNU.
Namun disayangkan, sebagian kepala sekolah tidak dapat mengikuti pelatihan tersebut dikarenakan internet di daerahnya terkendala oleh jaringan.
Padahal Zainul telah menargetkan akan memberikan pelatihan kepada 3.200 kepala sekolah sampai bulan Oktober nanti.
“Sekarang saja lagi mengadakan pelatihan PJJ untuk kepala sekolah dan madrasah. Tetapi ada kepala sekolah yang enggak bisa ikut pelatihan karena jaringannya enggak ada,” jelasnya.
“Kami sudah targetkan sampai Oktober nanti bisa melatih 3.200 kepala sekolah,” sambungnya.
Kepala sekolah yang tidak bisa mengikuti pelatihan karena terkendala oleh jaringan di antaranya ada kepala sekolah yang berdomisili di Papua.
LP MNU Sudah Ajukan Perluasan Jaringan Internet
LP MNU pun sejak awal pandemi Covid-19 sebenarnya telah mengajukan kepada pemerintah supaya Kementrian Kominfo dapat memperluas jaringan internet.
“Menurut data kominfo yang dirilis, kan 97 persen sudah terpasang internet. Ternyata kan tidak,” terang Ketua LP MNU itu.
“Sekolah kami yang ada di Kabupaten Bogor, yang berbatasan dengan Lebak Banten saja ada jaringan, tetapi lemah. Jadi, untuk daring-daringnya ya enggak bisa,” imbuhnya.
Zainul juga menambahkan bahwa guru-guru terus melakukan kunjungan dengan model luar jaringan (luring).
Sementara itu, ia juga turut mengapresiasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Bakti Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo atas penyediaan Wi-Fi di masjid.
“Bagus, tentu kami ucapkan terima kasih kepada DMI dan Kominfo ya. Madrasah kami akan bisa terbantu, terutama madrasah yang berada di lingkungan masjid,” ungkapnya.
Namun, Ketua LP MNU itu juga menambahkan bahwa alangkah baiknya apabila pemasangan Wi-Fi di sekolah dan madrasah juga dilakukan.
Apabila pemasangannya hanya di masjid, dikhawatirkan Wi-Fi tersebut ikut digunakan oleh warga sekitar ketika ingin melaksanakan PJJ.
Hal itu dapat menimbulkan kendala nantinya. (ERK)