ERAMADANI.COM, DENPSAR – Pesisir reklamasi Pelabuhan Benoa terlihat kumuh dipenuhi sampah, limbah oli, dan solar yang mengganggu ekosistem di kawasan tersebut. Lokasi tepatnya berada di dekat tempat kapal nelayan yang bersandar.
Sebaran sampah yang memenuhi area pesisir tersebut sudah dapat terlihat dari areal depan sebelum memasuki kawasan reklamasi.
Kondisi tersebut memperlihatkan hal yang sangat memprihatinkan bagi lingkungan sekitarnya.
Lantaran menimbulkan aroma yang kurang sedap dari limbah oli dan solar tersebut.
Perlu diketahui bahwa di kawasan reklamasi Pelabuhan Benoa itu sering dijadikan tempat memancing bagi warga sekitar atau warga yang sengaja datang ke tempat tersebut untuk mencari ikan.
Menumpuknnya sampah di area pesisir tersebut diduga karena adanya sampah kiriman dari luar yang berdampak pada kondisi yang saat ini terjadi.
Namun, untuk kejelasan penyebab permasalahan tersebut belum dapat dijelaskan secara pasti.
Seorang pemancing bernama Ferdy Surya yang menggemari aktivitas memancing ini menjadi salah satu saksi yang melihat kumuhnya area reklamasi Pelabuhan Benoa.
Ia menuturkan sebelumnya ingin melakukan aktivitas memancing di sekitar teluk tersebut, tetapi ia justru mendapati pemandangan laut yang sudah tercemar.
Melihat hal tersebut ia merekam dan mengunggah kondisi pesisir yang tercemar lewat instastory Instagram miliknya.
“Sepanjang teluk reklamasi benoa sudah dipenuhi sampah/limbah dan solar. Mohon tindakannya mungkin dari pihak Pelindo.
Kalau terus begini mungkin beberapa tahun kedepan apa yang akan terjadi? Laut Bali tercemar dan sampah tidak mungkin diam di situ saja pasti akan berdampak ke titik lainnya,”
@ferdy_surya14
Sampah di Sekitar Reklamasi Pelabuhan Benoa Sudah Ada Sebelum Pandemi
Menurut kesaksiannya, sampah tersebut sebenarnya sudah ada di daerah pesisir teluk reklamasi itu sejak sebelum pandemi Covid-19.
Akan tetapi, volume sampah tidak sebanyak yang ia lihat pada hari Kamis lalu.
Ia juga menegaskan bahwa limbah solar dan oli sangat memengaruhi kualitas air laut dan berakibat pada minimnya kehidupan yang ada di sekitar kawasan teluk.
Ia menyampaikan bahwa unggahannya tersebut telah direkam pada 17/9/20 lalu, tetapi baru beberapa hari ini viral di media sosial.
“Kejadiannya tanggal 17, Kamis, limbahnya solar sama oli. Sampah plastik botol juga banyak, yang paling aku tegasin limbah solar dan oli,” ujarnya pada wartawan Eramadani, Senin (21/9/20).
Sejak ia mengunggah video tersebut, banyak tanggapan dari media informasi lainnya yang ikut memperluas informasi di kawasan reklamasi Pelabuhan Benoa.
Anak muda yang memiliki hobi surfing ini menyampaikan bahwa lokasi laut yang tercemar itu di sebelah barat Tol Bali Mandara.
Dekat dengan bekas kapal karam yang terbakar.
Menurutnya pencemaran lingkungan tersebut diakibatkan oleh oknum yang sengaja membuang limbah di sana.
“Jadi lokasinya itu di bagian baratnya tol, deket kapal karam yang kebakar kemarin itu, ada kemungkinan oknum tertentu yang tidak menjaga kebersihan lingkungan di sana,” terangnya.
Menurut informasi yang ada, sudah ada respon dan tindakan yang dilakukan oleh beberapa petugas kebersihan, terkait menanggapi video yang diunggah Ferdy itu.
Mereka mulai membersihkan kawasan yang tercemar dan kumuh akibat sampah dan limbah solar atau pun oli itu. (LWI)