ERAMADANI.COM, DENPASAR – Rabu (16/10/2019) sore kemarin, Grup musik asal Bali, Dialog Dini Hari menggelar konser tunggal di area Heritage Tukad Badung, Denpasar.
Ratusan anak muda pun bergitu antusias ikut bernyanyi dan bersorak ramai menikmati musik yang di dendangkan grup musik besutan Gitaris Band Navicula, Dadang “Pohon Tua” Pranoto tersebut.
Konser Dialog Dini Hari dan Album Barunya

Berlangsung cukup singkat dari pukul 17.30 hingga 19.00. Konser bertajuk “Parahidup” ini adalah promosi rilisnya album baru grup tersebut dengan judul serupa setelah 5 tahun absen.
“Sebagai band, kami cukup sibuk. Umur album Tentang Rumahku (album sebelumnya) cukup panjanh hingga kami terlena”. Ujar Dadang yang bernama panggung Pohon Tua.
Pohon Tua juga menyinggung kesibukan masing-masing personilnya yang mempengaruhi waktu bertemu.
Dengan pendekatan musik baru yang lebih fresh dan dewasa, Album Parahidup dirilis pada 17 Juli 2019 lalu. Berisikan 11 lagu bertema Folk sebagaimana ciri khas band Bali tersebut.
“Tukad Korea” Menjadi Saksi

Dalam satu hari Rabu (17/10/2019) kemarin. Dialog Dini Hari menggelar dua konser tersebut di dua lokasi yang berbeda. Semuanya merupakan rangkaian pesta rilisan album Parahidup.
Usai dari “Tukad Korea” pukul 19.00, konser dilanjutkan di Hard Rock Kafe, Jalan Pantai Kuta.
Kegiatan ini di sponsori oleh PicaMags dan SYL Agency, qcara juga didukung Hard Rock, Rain Dogs Records, Honda dan masih banyak lagi.
“Tukad Korea” sendiri merupakan istilah gaul yang kerap disebut anak muda kepada area Tukad Badung, Jalan Gajah Mada, Pasar Kumbasari-Badung, Denpasar.
Istilah itu muncul semenjak pembenahan sungai yang dilakukan Pemkot Kota Denpasar di area Pasar tersebut.
Infrastruktur Tukad Badung diperindah hingga penampilannya layaknya sungai-sungai di Negara Korea.
Menjadi daya tarik baru, anak-anak muda yang mustahil ke pasar justru memilih pasar sebagai arena tongkrongan barunya kini. Tak terlupa para pemburu foto dari lokal maupun mancanegara yang berburu “konten” disini.
Dialog Dini Hari pun memanfaakan “hype” lokasi tersebut sebagai penunjang promosi albumnya. Alhasil imbas positif dari kegiatannya tersebar ke berbagai sisi.
Meningkatnya aktivitas para millenial di area Heritage kota Denpasar ini diharapkan bisa menjadi pengawal terjaganya infrastruktur kota Denpasar dengan baik. (RAB)