DENPASAR, ERA MADANI – Komunitas Dakwah Islam di Kota Denpasar, Lingkar Peradaban yang dipimpin oleh David Yusanto dan didukung Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Lembaga Kemanusiaan Dompet Sosial Madani (DSM), serta Jaringan Pemuda ndan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) mengadakan kuliah dhuha bertema ‘Problemantika dan Tantangan Ummat Islam, Kini dan Esok’.
Kuliah dhuha dilaksanakan di Musholla Baitul Mukminin Jalan Tukad Pakerisan Gang XV No 02 Panjer, Denpasar Selatan, pada Sabtu (14/4/2018). Dalam Kajian tersebut mengundang pembicara Nasional yaitu Ustadz Tengku Zulkifli Usman yang merupakan dosen dan pengamat politik Islam dan Dunia Islam Internasional yang berdomisili di Jakarta. Dalam perjalanannyaa, ia juga pernah melakukan dakwah sebagai dai di Kota Manokwari dan Pedalaman Papua.
Kajian Kuliah Dhuha dibuka dengan pembacaan tilawah ayat suci Al Quran. Pengurus Musholla Baitul Mukminin yang diwakili oleh Bapak H. Mardi Soemitro mengatakan banyak terimakasih kepada seluruh panitia yang menyelenggarakan kajian kuliah dhuha. “Acara-acara kajian seperti ini sangat bagus dan perlu kita apresiasi. Melalui kajian ini kita dapat mengetahui prolematika umat yang begitu beragam,” pungkasnya.
Dalam kajian dhuha sesuai dengan tema yang diangkat, Tengku Zulkifli Usman bercerita tentang uhkuwah Islamiyah yang saat ini semakin renggang. Menurutnya jumlah umat muslim di dunia saat ini mencapai 1.6 Milyar, namun kenyataannya uhkuwah Islamiyah hanya sebatas ucapan belaka.
Dimana seharusnya uhkuwah Islamiyah tidak boleh mengalahkan apapun baik itu organisasi, suku, warna kulit, dan darimana asal seseorang. “Banyak Negara Islam yang mayoritasnya Muslim bisa dengan mudah dikalahkan akibat lunturnya uhkuwah Islamiyah,” paparnya.
Hal yang paling sering terjadi di kalangan umat Islam saat ini adalah adanya pemahaman yang keliru mengenai politik. Politik atau bahasa Arabnya adalah Siyasah sengaja dijauhkan dari pikiran umat Islam.
Media-media yang anti terhadap umat Islam menggiring opini Umat Islam agar Siyasah menjadi hal yang begitu tbu, haram, dan bukan merupakan dari islam. Siyasah sebenarnya sudah ada sejak jaman Rasulullah SAW. “Media Anti Islam menggiring Umat Islam agar menjadi anti politik. Umat Islam dibuat untuk perang pemikirna (ghazwl fikr) terhadap politik,” jelasnya.
Fiqih Siyasah atau adab mengenai politik sama urgensinya dengan ilmu fiqh lainnya. Ia juga menjelaskan jika umat Islam buta terhadap politik maka akan dengan mudah pihak yang membenci umat islam akan memecah belah misalnya dengan menyebarkan berita palsu (hoax).
“Kondisi Umat Islam di zaman digital saat ini dapat digambarkan seperti sebuah roti besar diatas meja yang diperebutkan dan diambil satu persatu oleh musuh-musuhnya,” tandasnya.
Secara global akibat renggangya Uhkuwah Islamiyah dikalangan Negara-Negara Muslim dunia, Negara Palestina yang memiliki Masjid Al Aqsa sebagai Masjid suci ketiga Umat Islam tidak bisa dibantu.
“Bayangkan di Timur Tengah ada 20 Negara Islam namun tidak ada yang bersatu untuk membantu Palestina mengalahkan politik Zionis Israel. Banyak dari Negara-Negara Islam di Timur Tengah yang malah menjalin kerjasama diplomatik dengan Israel baik ekonomi, pertahanan kemanana, dan politik. Malahan ada yang membuka kantor kedutaan besar di masing-masing negara Islam,” ungkapnya.
Untuk memperkuat Uhkuwah Islamiyah agar menjadi semakin rekat salah atunya adalah dengan melakukan dakwah untuk memperkuat umat dan rajin datang ke kejian-kajian yang didakan oleh Masjid maupun musholla.
“Jangan gemar bersocial media seperti menggunakan facebook untuk membicarakan keburukan orang lain ketimbang ikut kajian. Infaq untuk dakwah jarang, pengajian jarang datang, harusnya malu,” tutupnya.