ERAMADANI.COM, TABANAN – Petani Kabupaten Tabanan, Bali diharapkan memanen padi dengan menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan), untuk mengurangi ketergantungan pada buruh panen.
Sementara itu, panen raya akan mulai berlangusng pada Maret hingga Mei mendatang.
Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (Mentan) mengatakan, mekanisasi pertanian memang bertujuan untuk mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern.
Sementara dengan memanfaatkan Alsintan, proses pertanian dapat berlangsung dengan cepat dan efisien.
“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” sambungnya.
Sarwo Edhy selaku Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan mengatakan, usai panen pihaknya akan terus mengupayakan ketersediaan air melalui jaringan irigasi yang optimal.
Tidak hanya itu, tetapi juga akan memaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian seperti traktor roda 2 dan roda 4, untuk pengolahan tanah persiapan musim tanam selanjutnya.
Petani dapat melakukan sewa pinjam Alsintan yang Brigadir Alsintan kelola, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di daerah masing-masing.
Sarwo Edhy Sebut Penggunaan Alsintan dapat Tingkatkan Produksi Petani
Penggunaan Alsintan dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah.
Selain itu, penanaman padi yang dulunya hanya satu kali dalam setahun, kini bisa tiga kali lantaran proses pengolahan dan panen yang cepat.
“Produksi yang petani capai lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” katanya.
Begitu juga dengan penggunaan rice transplanter, ialah mesin penanam padi untuk areal tanah sawah kondisi siap tanam.
Sementara fungsinya untuk menanam bibit padi dari hasil semaian yang menggunakan tray, dengan umur bibit sekitar 15 hari atau ketinggian bibit tertentu.
Wiadnyana Sebut Bantuan Alsintan Sudah Banyak Tersalur ke Petani
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana mengatakan, panen secara mandiri ini akan membuat pendapatan yang petani terima menjadi optimal, di tengah dampak pandemi yang masih membayangi.
“Menghadapi musim panen ini petani sebaiknya bisa lakukan panen secara mandiri. Jangan sampai membiarkan padi yang sudah waktunya dipanen tidak dilakukan proses pemanenan, karena alasan tidak mendapat buruh panen saat ini,” katanya, mengutip idntimes.com.
Menurutnya, kesulitan mendapatkan buruh panen memang menjadi permasalahan klasik yang selalu petani hadapi setiap musim panen.
Hal itu lantaran, ketergantungan yang cukup tinggi pada buruh panen yang sebagian besar berasal dari luar Bali.
“Panen mandiri sebenarnya sangat memungkinkan. Terlebih dengan banyaknya bantuan alsintan yang sudah disalurkan ke petani untuk mempermudah proses panen,” pungkasnya.
Kendala dalam Pemanfaatana Alsintan
Adapun bantuan pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan cukup banyak dan hampir menyasar ke semua sentra pertanian yang ada selama ini.
Contohnya, mesin combine dan mesin power thresher.
Namun, bantuan alsintan tersebut di sejumlah sentra pertanian di Tabanan tidak termanfaatkan dengan baik.
Lantaran alasan tidak ada tenaga yang bisa mengoperasikan.
Kendala lainnya ialah mesin yang memang membutuhkan sejumlah modifikasi sebelum petani gunakan.
“Sebenarnya seluruh alsintan pertanian ini bisa tergunakan. Namun memang untuk beberapa tempat agar bisa digunakan diperlukan modifikasi menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Sementara modifikasi alsintan umumnya pada sentra pertanian yang ada di dataran atas.
Adapun untuk sentra pertanian di dataran bawah sebagian besar bisa langsung memanfaatkannya untuk membantu proses panen.
Daerah dataran bawah ini misalnya, di daerah Gubug, Marga, Kerambitan, Tabanan, dan Kediri yang sudah maksimal memanfaatkan bantuan alsintan ini.
(ITM)