ERAMADANI.COM, DENPASAR – Ahad (24/11/2019) kemarin, Gema Muda Gerakan Pemuda Muslim Dalung Permai mengelar kegiatan public speaking yang bertajuk berbicara itu ada seninya.
Sharing time public speaking tersebut dilaksanakan di Musholla Al-Hijrah, Dalung Permai yang mengandeng seorang pembicara Effa Chalisah Jawas, S.S.
Gema Muda merupakan sebuah komunitas kepumudaan yang berada dibawah KMT (Kordinator Majelis Ta’lim) Dalung, yang meliputi enam organisasi.
Terutama organisasi remaja masjid yang berada dilingkungan perumahan Dalung Permai, Al-Hijrah, Al-Muhajirin, Al-Mutaqin, AlMu’minin, Al-Hikmah dan Baitul’izzah.
Berbicara Itu Ada Seninnya

Menurut Effa Jawas sejatinya public speaking itu gampang, semua orang bisa berbicara tetapi tidak semua orang bisa berbicara di depan umum atau saat di panggung.
Seperti MC, Moderator, pemateri, dan lain sebagainya maupun saat sedang melakukan presentasi di tempat kerja, kuliah ataupun sekolah.
Effa juga mengatakan, untuk bisa publik speaking harus mempersiapkan diri, dan berlatih serta mengetahui secara detail kegiatan yang akan diikuti sebagai pembicara.
“Tak hanya itu, sebagai pemateri juga harus mencari informasi, persiapkan materi dengan matang, memiliki ciri khas sendiri, dan memperhatikan penampilan” tuturnya.
Effa tak hanya menyampaikan teori saja, akan tetapi juga mempratekan apa yang ia sampaikan kepada para peserta yang hadir.
Bahkan ia juga memberikan saran kepada mereka yang berani tampil dan mencotohkannya dengan baik.
Pesan Untuk pemuda

Effa juga berpesan jika ada kesempatan untuk berbicara baik itu berpendapat maupun berbicara sebagai pemateri di depan umum untuk tidak takut.
“Takut boleh, tapi jangan biarkan rasa takut mengalahkan diri sendiri, oleh sebab itu, harus dicoba karena pengalaman adalah guru untuk kehidupan selanjutnya” tegasnya.
Giyas Givari selaku ketua Gema Muda berharap untuk kegiatan selanjutnya peserta banyak yang datang, terutama pemuda di sekitar wilayah Dalung.
Agar melatih pemuda daerah untuk mempu menyampaikan pendapat dan berbicara di depan umum dengan baik.
Giyas juga mengatakan bahwa Gema Muda sangat terbuka dari kalangan mana saja untuk ikut bergabung bahkan untuk melakukan kolaborasi.
Berdirinya Gema Pemuda jika dilihat secara historis sudah lama, tetapi pernah redup beberapa waktu dan sekarang meneruskannya lagi sejak terbentuk 1 September 2019.
“Tujuannya untuk saling besinergi dengan komunitas lain untuk melakukan dakwah secara bersama sama” ungkap Giyas kepada wartawan Eramadani.com. (RIE)