ERAMADANI.COM, – Bagi kamu yang sedang menjalani proses taaruf, tentu ingin sekali prosesnya berhasil atau berjalan sesuai yang kamu harapkan. Nah, kamu harus ketahui dulu caranya bagaimana Sahabat Madani.
Dilansir dari Islampos.com, kecocokan kriteria antara pasangan yang sedang taaruf menuju pernikahan akan menunjang kelancaran proses taaruf ke depannya.
Nabi muhammad menganjurkan bahwa kriteria yang harus diutamakan adalah pertimbangan dari segi agamanya, yaitu yang lurus aqidahnya, taat ibadahnya, dan baik akhlaknya.
Kendati begitu, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kriteria tambahan yang menjadi kriteria mutlak selain faktor agama tersebut.
Pahami Kriteria Calon Saat Proses Taaruf
Kriteria tambahan yang biasanya ditetapkan pihak laki-laki dan perempuan dalam mencari calon pasangan adalah sebagai berikut:
Kriteria Fisik
Fisik seseorang nggak bisa mencerminkan baik buruknya akhlak seseoarang. dan nggak boleh mencela bentuk fisik orang lain.
Meskipun demikian, faktor fisik ternyata memiliki pengaruh dalam pertimbangan kecocokan saat taaruf, tanpa mengesampingkan pertimbangan faktor agama yang menjadi prioritas utama.
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan laki-laki memilih perempuan yang posturnya lebih pendek darinya dengan berat badan yang tidak berlebihan.
Sebaliknya perempuan akan memilih laki-laki berpostur lebih tinggi darinya dengan berat badan yang tidak berlebihan juga.
Ketertarikan dengan bentuk rupa atau wajah yang “menyejukkan” pun menjadi pertimbangan, yang sifatnya relatif antara rekan yang satu dengan rekan yang lainnya.
Nah, caranya saat kamu memulai proses taaruf carilah calon pasangan yang sekiranya cocok dengan wajah dan postur kamu apa adanya.
Apakah lebih tinggi atau lebih pendek, apakah berat badannya berlebihan atau proporsional. Semua tergantung kamu.
Kriteria Sifat atau Karakter
Jika kamu mencari calon pasangan yang sempurna, itu adalah mustahil dilakukan, tapi bukan tidak mungkin.
Di balik kelebihan seseorang, pasti ada kekurangan yang dimilikinya. Karakter positif yang dimiliki dapat dioptimalkan di jalan kebaikan,
sedangkan karakter negatif yang melekat padanya dapat dikendalikan untuk meminimalkan keburukan yang ditimbulkan.
Kriteria karakter yang sering ditetapkan dibanding yang lainnya yaitu karakter introvet atau ekstrovert. Rekan yang memiliki karakter introvert cenderung mencari calon yang karakternya ekstrovert untuk menjadi calon pasangannya.
Sebaliknya, orang yang memiliki karakter ekstrovert cenderung mencari yang karakternya introvert sebagai pelengkapnya.
Nah, caranya saat memulai ikhtiar taaruf, carilah calon pasangan yang bisa menerima bagaimanapun karakter kamu, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Kriteria Usia
Usia atau umur seseorang juga tidak menjamin tingkat kedewasaanya, kadang yang usianya lebih muda bisa bersikap lebih dewasa atau malah sebaliknya.
Kebanyakan laki-laki memilih yang lebih muda usianya, dan kebanyakan perempuan memilih yang lebih tua usianya. Rentang perbedaan usia pun menjadi pertimbangan, kebanyakan orang memilih yang tidak terlalu jauh rentang usianya.
Nah, caranya pastikan bahwa calon pasangan mu tidak mempermasalahkan berapapun usia mu, apakah lebih muda atau lebih tua, apakah rentang usianya jauh atau berdekatan.
Kriteria Pekerjaan
Ternyata soal pekerjaan ini juga lebih penting, ketahuilah kewajiban seorang laki-laki setelah menikah nanti adalah menafkahi istri dan anak-anaknya.
Wajar saja jika kaum hawa menetapkan calon pasangan yang sudah berpenghasilan dan mampu menafkahinya setelah menikah kelak.
Mapan tak jarang ditetapkan sebagai salah satu kriteria, yang diartikan oleh sebagian laki-laki bahwa ia harus memiliki ‘papan’ atau rumah terlebih dulu sebelum menikahi perempuan.
Perempuan akan lebih menekankan pada keterjaminan nafkah setelah menikah nanti, tanpa mensyaratkan gaji minimal, pekerjaan tertentu, atau kepemilikan harta tertentu.
Jangan salah! sebagian perempuan siap pula diajak tinggal mengontrak terlebih dulu sambil berikhtiar untuk memiliki rumah sendiri setelah menikah.
Tapi, ada juga perempuan yang menginginkan calon suaminya memiliki rumah terlebih dulu sebelum menikah.
Di pihak laki laki menginginkan agar calon pasangannya menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya setelah menikah, kalaupun pihak perempuan ingin tetap bekerja.
Kebanyakan laki-laki mengijinkan setidaknya sampai mereka memiliki anak. Apabila setelah memiliki anak tetap ingin bekerja, pihak laki-laki mengharapkan jenis pekerjaannya yang bisa dilakukan di rumah.
Ataupun pekerjaan yang tidak menghabiskan banyak waktu di luar rumah sehingga keterlibatan ibu dalam pengasuhan anak tidak terabaikan.
Nah, caranya pastikan bahwa calon pasanganmu tidak mempermasalahkan pekerjaan kamu sekarang ataupun proyeksi pekerjaan kamu di masa mendatang. (MYR)