ERAMADANI.COM, MALUKU – Kamis (14/11/2019) kemarin, tercatat 74 gempa susulan pasca gempa 7,1 magnitudo guncang kepulauan Maluku Utara pukul 23.17 WIT.
Kabid Informasi Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa berpusat di laut dengan jarak 134 km arah barat laut Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.
Dilansir dari Kompas.com, “gempa ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng Laut Maluku,” kata Daryono saat diubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019) pagi.
Hingga Jumat (15/11/2019) pukul 06.59 WIB, Daryono mengatakan, tercatat puluhan gempa susulan (aftershocks) di Laut Maluku Utara pasca gempa utama bermagnitudo 7.1.
“Hingga pagi ini pukul 06.59 WIB telah terjadi 74 aktivitas gempa susulan (aftershocks) di Laut Maluku Utara. Susulan dirasakan ada 6 gempa” ujar Daryono menjelaskan.
Terdapat 11 kali gempa susulan dengan kekuatan di atas 5.0 magnitudo. “Gempa susulan paling kuat bermagnitudo 5.9,” tuturnya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempa dirasakan di Bitung dan Manado IV-V MMI guncangan tersebut dirasakan hampir semua orang. Selain itu, gempa juga dirasakan di Gorontalo, Halmahera, dan Ternate.
Berdasarkan monitoring muka air Laut (Tide Gauge), terlihat adanya perubahan muka air laut di Ternate setinggi 6 cm (23.43 WIB), Jailolo setinggi 9 cm (23.43 WIB) dan Bitung 10 cm pada 15 November 2019 (00.08 WIB) .
Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada hari Jum’at (15/11/2019) pukul 01.45 WIB. Sementara itu, dilaporkan Kompas.com pada Jumat dini hari, pasca-gempa warga di Kampung Ambong, Likupang Timur, Minahasa Utara, panik akan terjadi gempa.
Warga pesisir di daerah ini mengevakusi diri menuju area ketinggian. Mereka mengungsi ke tempat tinggi, yaitu ke Gunung Wori di wilayah Desa Winuri, Likupang Timur. (MYR)