ERAMADANI.COM, DENPASAR – Perencanaan keuangan begitu penting dilakukan guna meminimalisir krisis di masa depan. Apalagi ketika gajian, manusia cenderung kalap dalam menghabiskan uang tersebut.
Seperti yang dilansir dari portal REPUBLIKA, untuk melakukan perencanaan keuangan, ada baiknya kita menyisihkan sebagian dari uang gaji untuk 3 hal.
Tiga hal tersebut ialah dana darurat, dana pendidikan, dan dana pensiun, menurut Indah Hapsari Arifaty, Co-Founder dan Head of Adviser Jouska Indonesia.
“Tidak usah pusing, hitung saja dulu kebutuhan dari semua tujuan keuangan. Misalnya, asuransi pendidikan, umroh, beli rumah, sebut saja dulu,” kata Indah di Jakarta.
Kemudian dari ketiga jenis itu juga dapat di prioritaskan lagi pada kebutuhan yang jangka yang lebih dekat atau lebih panjang.
Seperti dana untuk pendidikan anak yang dapat dipersiapkan untuk 5 atau 10 tahun ke depan.
Semua dana tersebut juga disarankan boleh tidak terpisah. Misalnya disimpan dalam satu tabungan deposito.
Jadi saat butuh untuk diambil, otomatis angka terbesarnya akan ketahuan sendiri untuk kebutuhan yang mana.
“Jadi tidak usah ini deposito apa, itu deposito apa, all in juga bisa, jadikan satu nominal. Misal potong gaji Rp 5 juta, gunakan Rp 2 juta bisa buat dana darurat, Rp 2 juta buat investasi saham, pendidikan sama pensiun, Rp 1 juta kebutuhan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan pengaturan tersebut dapat di sesuaikan dengan penghasilan yang di dapat.
“Kalau mepet ya harus realistis kan harus ada biaya hidup, bayar utang, nabung, tapi balik lagi bukan soal presentase tapi sesuai income (pemasukan) saja,” katanya menambahkan.
Saat ini banyak sekali orang-orang yang meraih profesi sebagai perencana keuangan.
Bak seorang konsultan, mereka membantu para klien untuk mengatur penempatan uangnya agar menjadi lebih bermanfaat di masa depan.
Namun tanpa menggunakan jasa mereka, kita semestinya mampu melakukan perencanaan keuangan yang cerdas! (IAA)