Gaza, Republika.co.id – Tragedi memilukan kembali terjadi di Jalur Gaza. Pasukan Penjajah Israel melancarkan serangan udara brutal di kota utara Beit Lahiya, menghancurkan sebuah bangunan tempat tinggal berlantai lima milik keluarga Abu Nasr. Tragedi ini menewaskan sedikitnya 77 jiwa, termasuk 20 anak-anak, dan meninggalkan banyak lainnya terjebak di bawah reruntuhan.
Serangan yang terjadi pada Selasa (29/10/2024) ini mengundang kecaman keras dari berbagai pihak. PBB melalui pelapor khusus mereka mengungkap pola serangan Israel yang disengaja dan sembarangan, yang secara tidak proporsional menargetkan warga sipil. Namun, kecaman ini belum berdampak pada tindakan nyata dari komunitas internasional.
Di tengah keprihatinan dunia yang terdiam, staf medis di Rumah Sakit Kamal Adwan berjuang keras untuk merawat para korban luka. Namun, kekurangan pasokan penting dan penembakan hebat yang terus berlanjut di sekitar rumah sakit semakin mempersulit upaya mereka.
Tragedi di Beit Lahiya bukanlah satu-satunya kasus pelanggaran HAM yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Di tempat lain, tujuh warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara di dekat kamp Nuseirat di Gaza tengah. Pengeboman artileri di kamp Bureij juga menewaskan lebih banyak warga Palestina, termasuk seorang anak.
Di Gaza selatan, tiga orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam serangan udara di daerah Khirbet al-Adas di utara Rafah. Para korban dibawa ke Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.
Lebih memprihatinkan lagi, Aljazirah mengonfirmasi bahwa pasukan Israel menargetkan Sekolah Al-Fakhoura yang dikelola UNRWA di Jabalia. Serangan ini mengakibatkan sekolah dan permukiman di sekitarnya terbakar.
Serangan brutal Israel ini menunjukkan pola yang mengerikan. Mereka dengan sengaja menargetkan warga sipil, termasuk anak-anak, dan mengabaikan aturan hukum internasional. Serangan ini juga mengungkap kegagalan komunitas internasional dalam memberikan perlindungan bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
Dunia internasional harus segera bertindak tegas untuk menghentikan pelanggaran HAM yang dilakukan Israel. Sanksi dan tekanan internasional harus diterapkan untuk memaksa Israel menghentikan agresi militernya dan bertanggung jawab atas kejahatan perang yang mereka lakukan.
Tragedi di Beit Lahiya menjadi bukti nyata bahwa konflik di Jalur Gaza telah mencapai titik kritis. Kekejaman Israel yang terus berlanjut harus dihentikan. Dunia internasional harus mengambil tindakan nyata untuk melindungi warga sipil Palestina dan mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dari berita ini:
- Serangan udara Israel di Beit Lahiya menewaskan sedikitnya 77 jiwa, termasuk 20 anak-anak.
- Serangan ini menargetkan bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh warga sipil yang mengungsi.
- Staf medis di Rumah Sakit Kamal Adwan berjuang untuk merawat para korban luka di tengah kekurangan pasokan penting dan penembakan hebat yang terus berlanjut.
- Serangan udara Israel juga terjadi di tempat lain di Jalur Gaza, menewaskan lebih banyak warga sipil, termasuk anak-anak.
- Pasukan Israel menargetkan Sekolah Al-Fakhoura yang dikelola UNRWA di Jabalia, mengakibatkan sekolah dan permukiman di sekitarnya terbakar.
- PBB mengungkap pola serangan Israel yang disengaja dan sembarangan, yang secara tidak proporsional menargetkan warga sipil.
- Dunia internasional harus segera bertindak tegas untuk menghentikan pelanggaran HAM yang dilakukan Israel.