ERAMADANI.COM, DENPASAR – Untuk pertama kalinya relawan Komunitas Bengkel Energi yang dipusatkan di Koperasi Amogasiddhi, Denpasar melakukan pertemuan diakhir tahun 2019 pada Ahad (22/12/2019) lalu.
Komunitas Bengkel Energi (BE) merupakan komunitas yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT), yang mana Bengkel Energi ini berdiri sekitar tahun 2015 silam.
Program Kerja Komunitas Bengkel Energi
Adapun program dari Bengkel Energi adalah pertama, jelajah energi, yang merupakan kegiatan kunjungan ke tempat yang telah menerapkan Energi Baru Terbarukan.
Kedua kelas Ranger Energi, yang merupakan kegiatan mengajar atau edukasi tentang EBT ke sekolah-sekolah dasar.
Kemudian yang ketiga adalah bincang EBT, yang merupakan kegiatan sharing dan berkaitan dengan EBT.
Terakhir yaitu patungan cahaya yang merupakan sebuah program baru dengan bentuk kegiatan pengaplikasian EBT disalah satu desa.
Bentuk kegiatan tersebut akan di kemas dalam bentuk apik yaitu relawan akan patungan lampu solar untuk menerangi desa.
Mulai akhir tahun ini, Komunitas Bengkel Energi tidak berdiri sendiri lagi, karena bekerjasama dengan PT Negeri Matahari Mandiri dan Koperasi Amogasiddhi.
Sekilas Soal PT NMM dan Amogasiddhi
PT Negeri Matahari Mandiri (NMM), merupakan perusahaan yang berfokus dalam membuat solar panel khusus untuk level rumahan.
Nantinya relawan akan belajar secara teknis mengenai solar panel di PT NMM tersebut selama menjalin kerjasama.
Koperasi Amogasiddhi, merupakan salah satu koperasi yang juga menyediakan jasa kredit (cicil) untuk membeli solar panel. Karena koperasi ini juga menggunakan solar panel.
Koperasi ini akan digunakan sebagai markas Komunitas Bengkel Energi, tempat berkegiatan dan juga akan mendukung segala kegiatan komunitas Bengkel Energi.
Adapun penerapan solar panel di Bali telah dilakukan dibeberapa tempat seperti, di konser celukan bawang (sebagai bentuk protes dengan kontrak PLTU yang ada di sana).
Mesin perontok padi tenaga surya, rumah relawan yang menggunakan tenaga surya, Personel SID yakni JRX Wedding yang menggunakan solar panel, dan masih banyak lagi.
Adapun EBT di Bali telah didukung dengan berlakunya Pergub Bali 45 tahun 2019 tentang Bali energi bersih,
Yang mendorong para pemerintah dan pengusaha beralih menggunakan EBT. Selain itu juga berlakunya Pergub Bali 48 th 2019 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Saat ini, langkah komunitas Bengkel Energi dalam menggerakkan pembangkit listrik tenaga sampah belum sampai ke arah sana karena ada beberapa alasan.
Alasan pertama Entropy energy tidak sampai. Artinya untuk menciptakan energi dari sampah, perlu menggunakan energi yang lebih banyak.
Selain itu pemilihan sampah masih sangat kurang. Serta banyak sampah yang basah sehingga untuk mengolahnya menjadi energi listrik lumayan lama.
Kedua, waste to energy yang dikhawatirkan excuse untuk masyarakat adalah menghasilkan lebih banyak sampah diperkirakan akan lebih besar.
Ketiga dapat menghasilkan polusi dan dari segi ekonomi kurang efisien karena harus menimbulkan tipping fee (biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola sampah).
Keempat harga untuk pasang solar panel saat ini sekitar 25 juta/1000 watt. Namun komunitas ini optimis.
Bahwa kedepannya harga solar panel akan semakin murah dengan melihat urgensi energi sekarang ini. (HAD)