ERAMADANI.COM, DENPASAR – Ahad (22/12/2019) kemarin, Muslim Community of STIKOM (MCOS), menyelengarakan Tabligh Akbar akselerasi pahala dalam beribadah bersama ustadz Khairul Mahfuz.
Acara ini diselengarakan di Aula ITB STIKOM Bali. Dengan menggangkat tema “Menjemput Jodoh Dalam Bayang-Bayang Kematian, Lebih Dulu Jodohmu Atau Ajalmu?”.
Acara ini juga menghadirkan lebih dari 100 orang peserta yang sangat antusias dengan kegiatan ini.
Ustadz Khairul Mahfuz Sampaikan Pesannya
Tablig Akbar ini mendatangkan Ustadz kondang, Khairul Mahfuz, yang mampu berinteraksi dengan para peserta dengan cepat.
Ia menyampaikan bahwa menikah adalah percepatan dalam penghapusan dosa-dosa, dan menikah merupakan ibadah terlama.
Pada penyampaiannya, ia membagi pembahasan menjadi dua subtema yang pertama adalah menjemput jodoh dan yang kedua adalah persiapan diri dalam bayang-bayang kematian.
Menjemput Jodoh
Menurut ustadz Khairul Mahfuz menjemput jodoh sudah merupakan sunnatullah bagi setiap manusia yang bernyawa.
Ia menyampaikan bahwa jodoh harus di jemput, walaupun hakikatnya manusia di ciptakan berpasang pasangan.
Makna dalam pernyataan “jodoh harus dijemput” ini memiliki penjelasan bahwa setiap manusia tidak bisa hanya bersantai ria jika ingin mendapatkan jodoh yang sesuai dengan keinginannya.
Seperti halnya pasangan yang elok parasnya, baik hatinya, sholeh/sholehah dan juga yang jelas nasabnya.
Ibarat makhluk hidup lainnya rezeki atau kenikmatan perlu dijemput. Karena jodoh yang baik juga merupakan rezeki dari Allah.
Allah mencontohkan layaknya menciptakan biji-bijian dan ulat sebagai makanan dari burung, akan tetapi tidak menciptakan hal tersebut di depan mulut sang burung.
Burung yang berangkat lebih pagi dapat mengumpulkan biji-bijian sebagai persediaan makanan lebih banyak ketimbang burung yang berangkat untuk mencari makan di siang hari, ia hanya bisa mengais sisa dari kawannya yang lebih pagi mencari makan.
Persiapan dalam menjemput jodoh
Laki-laki yang sungguh-sungguh akan datang dan langsung mengkhitbah. Berbicara kepada bapak si perempuan dengan tegas dan lugas.
Ustadz Khairul juga menyampaikan bahwasanya, “Kalau cari jodoh, cari yang bisa diajak hidup senang. Kalo hidup susah, segala kenikmatan masih tampak susah.
Sedangkan kalau pasangan mau diajak hidup senang, apapun keadaannya akan tetap senang. Makan tahu tempe, senang. Tinggal dikontrakan, senang. Apapun senang asal bersama.”
Cara penjemputan jodoh
Libatkan Allah, harus memantaskan diri
Bagaimana mungkin kita bisa pantas bagi pasangan kita, jika Allah saja tidak dilibatkan. Allah adalah zat yang mengatur kehidupan manusia.
“Cinta dan nafsu itu bedanya tipis, maka jika kita tidak melibatkan Allah, segalanya tidak akan berjalan mulus.” Sambung ustadz Khairul.
Dijaman sekarang, kalau kamu memang sungguh-sungguh menjemput jodoh, jangan lalui dengan pacaran.
Ustadz Khairul Mahfuz juga menyampaikan untuk berhati-hati kepada siapapun yang hari ini masih berbangga diri dalam berpacaran, dan perlu untuk mengubah sikap tersebut.
Karena jika kita berfokus dalam menjemput ridho Allah, maka perlu juga untuk melaluinya dengan jalan yang diridhoi oleh Allah.
Jemputlah jodoh dengan qiyamullail
Menurut Ustadz Khairul Mahfuz, bukti kesungguhan seorang hamba dapat dilihat pada sepertiga malamnya. Hamba yang bisa bangun untuk sholat malam adalah hamba yang terpilih.
Bahkan malaikat sampai terkagum-kagum pada orang yang bangun untuk shalat malam. Allah memuji orang yang bangun di sepertiga malam, memuji di depan seluruh malaikat dan makhluk langit.
Jemputlah jodoh dengan mengandalkan Rahmat Allah
Kisah seorang ibu yang sudah tua, datang untuk meminta agar nabi Musa berdoa kepada Allah, supaya ibu tua tersebut dikaruniai keturunan.
Allah menjawab, takdir wanita itu tidak memiliki keturunan. Ibu ini selalu menemui Nabi Musa dan memohon agar Nabi Musa berdoa kepada Allah supaya ibu ini diberikan keturunan.
Akan tetapi jawaban Nabi Musa selalu sama bahwa takdir dari ibu ini tidak memiliki keturunan.
Sepanjang perjalanan ia terus berdoa dan menyebut “Ar-rahim (berulang kali), takdir Allah memang tidak memiliki keturunan, tapi Rahmat Allah sangat luas dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.” Lantunan doa dari ibu itu sepanjang perjalanan menuju rumah.
Akhirnya setelah beberapa tahun, ibu ini datang lagi menemui nabi Musa, dengan membawa anak yang besar dan lahir darinya.
Sesungguhnya Allah berkata, “Bahwa Rahmat ku mendahului takdirku,” tuturnya.
Kaitannya dengan bayang-bayang kematian, disebutkan dalam kitab sakarotul maut bahwa setiap manusia dibayangi oleh 99 bayangan kematian.
Setiap malaikat maut, tiga kali mendatangi kita. Dan catatan yang dibawanya adalah catatan rezeki.
Apabila rezeki yang sudah Allah tetapkan belum semua diberikan kepada hambanya, maka malaikat maut masih belum bisa mencabut nyawa makhluk tersebut, dan rezeki tiap masing-masing hamba sudah ditetapkan porsinya.
Amalan untuk mempersiapkan kematian sebenarnya tidak ada, akan tetapi Rasullullah dalam hidupnya selalu menyiapkan diri untuk menghadapi kematian.
Senantiasa menggunakan setiap aktivitas dalam hidup untuk beribadah. Karena kita tidak tau kapan kita akan dipanggil oleh pemilik hidup.
Jemputlah jodoh dengan memperbanyak istighfar
Siapa yang berdoa untuk mendapatkan jodoh yang terbaik, maka hal tersebut juga merupakan jalan untuk bekal yang di bawa untuk menuju kematian.
Ustadz Khairul Mahfuz juga menyampaikan bahwa siapa saja yang bertawakal pada Allah, maka pasti ada saja jalan bagi hamba-hambanya.
Jelas saja Allah yang maha membolak-balikkan hati tiap hambanya. Oleh sebab itu, kita sebagai hamba perlulah untuk terus memohon pengampunan dengan terus beristighfar kepada pemilik hati.
Supaya diberikan sosok pendamping yang sama-sama mau untuk selalu memperbaiki diri.
Akhlak seseorang akan tampak dalam beberapa kondisi, yang pertama adalah ketika sedang kelaparan, dan ketika sedang kelelahan. (NNG)