Tak terima disebut maling, seorang ibu rumah tangga nekat menggugat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Yasri Isnaeni, nawa warga Jalan Mahoni, Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu menggugat Ahok membayar ganti rugi senilai Rp100 miliar.
Yasri menggugat Ahok karena merasa nama baiknya telah dicemarkan. Anaknya yang berusia sembilan tahun juga mengalami trauma atas ucapan Ahok tersebut.
“Nama baik saya tercemar. Anak saya juga jadi dicemooh di sekolah, dibilang maling sama temennya” kata Yasri, Senin (14/12/2015) seperti dikutip Viva.
Yasri menuturkan, dirinya disebut maling oleh Ahok di Gedung DPRD DKI Jakarta Kamis (10/12/2015) lalu.
Saat itu, Yasri hendak menemui komisi E DPRD DKI. Namun secara tak sengaja bertemu Ahok di tempat itu. Kesempatan itu dimanfaatkan Yasri untuk bertanya kepada Ahok terkait sulitnya mencairkan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Tapi, bukan jawaban tepat yang didapat Yasri. Ia mengaku malah disebut maling oleh Ahok.
“Saya dibilang maling sebanyak tiga kali, sambil ditunjuk jarinya ke wajah saya dengan muka merah,” tuturnya.
Selain melayangkan gugatan, Yusri juga akan melaporkan masalah itu ke Komnas Perlindungan Anak, Rabu besuk.
Sementara itu, menurut Ahok, dirinya kesal dicegat ibu-ibu yang menanyakan soal sistem pemberian bantuan di Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Ahok mengatakan mereka melayangkan protes karena setiap KJP anaknya ingin digunakan untuk keperluan sekolah, selalu dipotong 10 persen. Namun Ahok memastikan setiap toko yang bisa digunakan untuk belanja melalui KJP tidak akan memotong 10 persen setiap bertransaksi.
“Saya sudah curiga (sama ibu-ibu itu), toko itu nggak ada potongan 10 persen belanja. Saya tanya, ketahuan, jadi dia juga maling, minta sama toko itu bilang saya boleh nggak, nggak beli barang tapi saya minta uang kontannya gitu. Terus orang toko minta 10 persen karena dia tahu lu maling,” kata Ahok seperti dikutip Suara.
Menurut Ahok sistem yang ada sekarang belum bisa mengunci ATM. Sebab ia yakin masih ada toko ‘nakal’ yang menjual keperluan sekolah namun bisa dicairkan uang bagi mereka yang memiliki KJP.
“Nah tukar duit, gue minta 10 persen karena gue tahu lu maling. Makanya saya bilang Anda nggak bisa (narik uang). Makanya saya heran nggak mungkin dipotong 10 persen. Akhirnya dia ngomong. Saya mau ambil duit dulu baru belanja Pak, ya saya bilang enggak bisa dong,” katanya. [Siyasa/Tarbiyah]