ERAMADANI.COM – Dewasa ini sektor ketenagalistrikan sangat dibutuhkan untuk mendorong kemajuan suatu bangsa, tak hanya untuk menerangi negeri, tetapi juga untuk menerangi pertumbuhan ekonomi negara.
Tak sedikit aktivitas manusia yang bergantung kepada listrik, dari pekerjaan kantor hingga pekerjaan dapur pun bergantung kepada listrik.
Sebut saja komputer tidak akan menyala jika tidak ada listrik.
Begitu juga dengan benda yang dekat dengan kita, seperti handphone juga tidak menyala kalau tidak ada listrik, bahkan alat memasak kebanyakan juga menggunakan listrik.
Saat ini, kehadiran listrik bukan hanya untuk menerangi negeri, melainkan juga untuk menerangi pemikiran-pemikiran semua orang, untuk lebih produktif dan menghasilkan inovasi-inovasi terbarukan.
Apalagi dalam situasi genting saat ini, hampir semua orang melakukan aktivitas melalui digital secara online.
Hal itu untuk mengurangi interaksi secara langsung dan menekan penyebaran penyakit menular virus corona.
Bisa terbayangkan jika listrik tidak ada, maka akan berhenti semua aktivitas yang tengah berlangsung maupun yang sedang dalam perencanaan.
Kehadiran listrik merupakan buah dari penemuan-penemuan revolusi industri ilmuwan Inggris, Michael Faraday pada tahun 1791 hingga 1867.
Ia berhasil membuat aliran listrik yang kemudian dikembangkan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Volta dari Italia.
Hingga kini, di Indonesia ketenagalistrikan dikenal dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara.
Hal itu karena sejak tahun 2007 neraca keuangan dan laporan laba rugi PLN menunjukkan keuntungan yang positif.
Selain itu, pada tahun 2010 PLN memperoleh keuntungan lebih dari 13 triliun rupiah.
Menurut UU Ketenagalistrikan No 30 tahun 2009, kewajiban tenaga listrik juga ada di pundak pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Oleh sebab itu, PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional.
Dengan peran pentingnya dalam penyelenggaraan perekonomian nasional, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
PLN Berperan dalam Perkembangan Perekonomian Negeri
Tak hanya menerangi negeri, tetapi PLN juga memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
Adapun hal tersebut melalui penyedian layanan listrik dengan memberikan subsidi kepada masyarakat.
Langkah yang pihak PLN ambil untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang membutuhkan itu tentu sudah tepat, sebab hal itu untuk kemajuan Indonesia dan menyejahterakan rakyat.
PLN terkatakan sebagai penggerak ekonomi karena berurusan dengan energi, sebagai penggerak kegiatan industri, baik industri besar, menengah, maupun industri kecil.
Kendati begitu, permasalahan utama yang harus PLN benahi menurut mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan adalah banyaknya pembangkit listrik yang salah makan.
Maksudnya, pembangkit listrik yang seharusnya menggunakan bahan bakar gas atau batubara, tetapi dipaksakan menggunakan solar yang harganya makin lama makin mahal.
Hal ini berakibat kepada perusahaan PLN sendiri, akibatnya, PLN mengalami kerugian hingga 20 triliun rupiah per tahunnya.
Meski tidak hanya menerangi negeri, PLN sebagai BUMN merupakan perusahaan yang memiliki posisi strategis dan sensitif.
Lantaran PLN secara langsung berurusan dengan kebutuhan pokok rakyat yakni penyediaan layanan penerangan listrik.
Tidak hanya di negara negara maju seperti Amerika Serikat yang membutuhkan penerangan listrik, tetapi negara-negara berkembang seperti Indonesia pun juga menggunakan listrik untuk sejumlah aktivitas.
Di Indonesia konsumsi listrik yang besar dianggap sebagai pemborosan.
Namun, nyatanya data yang ada menunjukkan bahwa semakin besar konsumsi listrik sebuah negara, maka semakin maju ekonominya.
Hal ini terbukti dalam lima tahun terakhir, sebanyak 12 ribu desa di Indonesia berhasil terlistriki.
Pada 2015, jumlah desa berlistrik baru sebanyak 70.391, lalu meningkat menjadi 83.028 pada September 2020.
Upaya itu untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, yang merupakan jumlah perbandingan rumah tangga berlistrik.
Baik itu listrik PLN maupun non-PLN dengan total rumah tangga yang ada di suatu wilayah atau negara. (MYR)