Jakarta, 5 Februari 2025 – Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolri, menekankan pentingnya sinergi yang erat antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai pilar fundamental dalam menjaga keutuhan bangsa dan memperkuat ketahanan nasional. Hal ini disampaikan dalam pidato kunci pada Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2025 di Hotel Sultan, Jakarta Selatan. Acara tersebut bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan momentum strategis dalam merumuskan langkah-langkah konkret untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Kapolri secara khusus menggarisbawahi peran historis NU yang tak terbantahkan, sejak perjuangan kemerdekaan hingga pengamanan stabilitas negara di era modern. "NU telah berjuang luar biasa, sejak sebelum kemerdekaan, tepatnya sejak berdirinya pada 31 Juni 1926, hingga terus berjuang bersama-sama mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia," tegas Jenderal Listyo. Ia menambahkan, "Berkat kerja keras dan persatuan para ulama kala itu, bersama para pejuang, Indonesia akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945." Pernyataan ini bukan sekadar pengakuan sejarah, melainkan penegasan atas kontribusi NU yang tak ternilai dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Kapolri menyampaikan apresiasi yang tinggi atas peran sentral NU dalam menjaga dan mengawal empat pilar kebangsaan: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. NU, menurut Kapolri, berperan sebagai agen pemersatu bangsa dan penjaga pemahaman akidah yang berlandaskan Ahlussunnah wal Jama’ah – sebuah ajaran yang mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat Indonesia yang beragam.
"Peran NU dalam implementasi nilai-nilai kebangsaan tak perlu diragukan lagi," ujar Jenderal Listyo. Ia mencontohkan kerja sama yang telah terjalin erat antara Polri dan NU dalam berbagai kegiatan, seperti pengamanan hari-hari besar keagamaan, penanggulangan bencana alam, dan pengamanan arus mudik Lebaran. Kerja sama ini, kata Kapolri, menunjukkan bagaimana toleransi beragama di Indonesia tetap terjaga, dan NU berperan sebagai pelopornya. Hal ini menunjukkan komitmen nyata dalam menjaga kerukunan antarumat beragama, sebuah aset berharga bagi keutuhan bangsa.
Kapolri juga menyinggung peran krusial NU dalam penanganan pandemi COVID-19. Para kiai, sebagai tokoh masyarakat yang dihormati, menjadi garda terdepan dalam mendorong program vaksinasi. Kepercayaan masyarakat terhadap para kiai menjadi kunci keberhasilan program vaksinasi nasional, sehingga Indonesia dapat segera pulih dari dampak pandemi. Ini menunjukkan pengaruh positif NU yang melampaui batas-batas organisasi keagamaan, menjangkau aspek kesehatan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Jenderal Listyo kemudian menghubungkan sinergi Polri-NU dengan program pemerintah, khususnya "Asta Cita", yang menekankan pada kemandirian di berbagai sektor, termasuk pangan, ekonomi, dan energi. Ia mengajak NU, dengan sumber daya manusia yang luar biasa, mulai dari tingkat pusat hingga kecamatan, termasuk lembaga-lembaga dan badan otonomnya, untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan program tersebut. "Kita harus meningkatkan kualitas SDM, memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki untuk melakukan lompatan besar, bergeser dari negara middle income trap menjadi negara upper level," tegas Kapolri.
Peran NU dalam peningkatan kualitas SDM juga mendapat sorotan khusus. Dengan 26.000 pesantren, 10.177 lembaga pendidikan, dan 274 sekolah setingkat perguruan tinggi, NU memiliki potensi yang sangat besar dalam mencetak generasi muda yang berkualitas. Polri sendiri, kata Kapolri, memiliki program rekrutmen jalur santri, sebuah upaya untuk mendapatkan anggota polisi yang tidak hanya memiliki keahlian kepolisian, tetapi juga memiliki karakter yang matang dan berlandaskan iman yang kuat. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Polri dalam membangun institusi yang berintegritas dan dekat dengan masyarakat.
Terakhir, Kapolri menekankan pentingnya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). NU, melalui pesantren dan LazisNU, memiliki peran penting dalam hal ini. Dukungan modal usaha dan pelatihan kewirausahaan dari NU dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kapolri berharap sinergi dan kolaborasi antara Polri, NU, dan seluruh elemen bangsa dapat terus ditingkatkan untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Ini bukan hanya harapan, tetapi juga strategi nyata untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing.
Kesimpulannya, pidato Kapolri pada Munas dan Konbes NU 2025 bukan sekadar seremonial, melainkan deklarasi komitmen nyata untuk memperkuat sinergi antara Polri dan NU. Sinergi ini diyakini sebagai kunci untuk menjaga keutuhan bangsa, meningkatkan kualitas SDM, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Kerja sama yang terjalin bukan hanya bersifat simbolik, tetapi telah terbukti efektif dalam berbagai program, menunjukkan bahwa kolaborasi antar lembaga negara dan organisasi masyarakat sipil dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Harapannya, sinergi ini akan terus berlanjut dan berkembang, menjadi jembatan emas menuju Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.