Jakarta, 7 April 2025 – Dalam sebuah perjalanan spiritual yang luar biasa, Mohammad Farhan Khadid (34) dan Shamsul Azrin Man (43), dua sahabat asal Malaysia, telah memulai petualangan epik mereka menuju Tanah Suci. Dengan tekad baja dan iman yang tak tergoyahkan, mereka memulai perjalanan kaki sejauh 10.000 kilometer dari Malaysia menuju Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah. Perjalanan yang penuh tantangan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga sebuah manifestasi dari keimanan dan tekad yang luar biasa.
Titik awal perjalanan bersejarah ini adalah Masjid Abdullah Fahim di Kepala Batas, tempat Farhan bekerja. Perjalanan yang dimulai pada Minggu, 2 April 2025, ini menandai puncak dari sebuah impian yang telah lama dikandung kedua sahabat ini. Gagasan untuk melakukan perjalanan kaki menuju Makkah tercetus pada bulan Desember tahun lalu, ketika Farhan dan Shamsul tengah melakukan perjalanan kaki dari Alor Setar ke Hat Yai, Thailand. Di tengah perjalanan yang melelahkan namun penuh makna tersebut, benih ide untuk melanjutkan perjalanan hingga ke Tanah Suci mulai tumbuh dan mengakar kuat di hati mereka.
"Alhamdulillah, hari ini kami memulai perjalanan ini," ujar Farhan, penuh syukur, sebelum melangkahkan kaki meninggalkan Masjid Abdullah Fahim. Ia mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan yang diberikan oleh Mohamad Al Bukhari Ellia (Al Bukhari) dan Mohamad Azizul Abdullah (Azizul), dua warga Malaysia yang telah lebih dulu melakukan perjalanan kaki menuju Tanah Suci dengan tujuan menunaikan ibadah haji pada tahun 2025. Dukungan keluarga dan teman-teman juga menjadi penguat semangat mereka dalam menghadapi perjalanan panjang dan penuh tantangan ini. Doa-doa restu dari orang-orang terkasih menjadi bekal tak ternilai bagi Farhan dan Shamsul.
Perjalanan ini bukanlah perjalanan yang dibiayai oleh sponsor. Farhan, seorang wiraswasta yang belum menikah, dan Shamsul Azrin, seorang pebisnis yang memiliki seorang anak berusia tujuh tahun, membiayai seluruh perjalanan mereka dari tabungan pribadi. Keputusan untuk melakukan perjalanan yang penuh resiko ini tidak diambil secara sembarangan. "Kami melakukan sholat Istikharah sebelum memutuskan perjalanan ini," jelas Farhan, menekankan bahwa perjalanan ini didasari atas pertimbangan spiritual yang mendalam. Selain itu, mereka juga mempersiapkan diri secara fisik dengan rutin melakukan jogging dan lari. Konsultasi dengan para pelancong berpengalaman yang pernah melakukan perjalanan serupa, baik dengan berjalan kaki maupun bersepeda menuju Makkah, juga dilakukan untuk meminimalisir resiko dan memastikan kelancaran perjalanan.
Rute perjalanan yang telah mereka rencanakan terbilang menantang dan melewati beberapa negara. Setelah memulai perjalanan dari Kepala Batas, mereka akan menuju Hatyai, Thailand. Dari Hatyai, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta api menuju Bangkok. Selanjutnya, mereka akan menggunakan transportasi udara menuju New Delhi, India. Perjalanan darat akan kembali mereka tempuh dari New Delhi menuju Lahore dan Karachi di Pakistan. Dari Pakistan, mereka akan menuju Bandar Abbas, Iran. Untuk menyeberangi perairan, mereka akan menggunakan feri menuju Dubai, Uni Emirat Arab. Tahap akhir perjalanan ini akan mereka lalui dengan menuju Riyadh dan Madinah, sebelum akhirnya mencapai Makkah.
"Rencana kami adalah untuk berjalan sekitar 25 hingga 30 kilometer setiap hari," ungkap Shamsul Azrin. Ia menjelaskan bahwa meskipun mereka telah merencanakan rute perjalanan, namun mereka tidak memiliki jadwal yang kaku. Fleksibelitas menjadi kunci dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi selama perjalanan. "Kami akan mengikuti rute yang sudah direncanakan dengan harapan dapat mencapai Makkah dengan selamat," tambahnya, penuh harap.
Perjalanan sejauh 10.000 kilometer ini tentu saja bukan tanpa tantangan. Selain tantangan fisik yang luar biasa, mereka juga akan menghadapi berbagai hambatan non-fisik, seperti perbedaan budaya, bahasa, dan iklim di setiap negara yang mereka lewati. Perbedaan kondisi geografis juga akan menjadi tantangan tersendiri, mulai dari jalanan perkotaan yang ramai hingga medan yang terjal dan sulit dilalui. Namun, semangat dan tekad yang kuat, diiringi dengan doa dan dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat Malaysia, menjadi pendorong utama bagi mereka untuk terus melangkah maju.
Perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik menuju Tanah Suci, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang sarat makna. Ia menjadi bukti nyata akan kekuatan iman dan tekad yang mampu mengalahkan segala rintangan. Kisah Farhan dan Shamsul menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya bagi mereka yang memiliki impian besar dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Perjalanan mereka menjadi bukti bahwa dengan ketekunan, kesabaran, dan keimanan yang teguh, impian yang tampak mustahil sekalipun dapat terwujud.
Kisah perjalanan kaki Farhan dan Shamsul ini juga menyoroti pentingnya persiapan yang matang sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama perjalanan yang penuh tantangan seperti ini. Persiapan fisik, mental, dan spiritual menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi berbagai rintangan yang mungkin dihadapi. Konsultasi dengan para ahli dan pengalaman orang lain juga menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisir resiko dan memastikan kelancaran perjalanan.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan kemudahan akses transportasi, perjalanan kaki Farhan dan Shamsul menjadi sebuah kontras yang menarik. Mereka memilih untuk menempuh jalan yang lebih sulit dan penuh tantangan, bukan karena mereka tidak mampu menggunakan transportasi modern, tetapi karena mereka ingin merasakan pengalaman spiritual yang lebih mendalam. Perjalanan ini menjadi sebuah perjalanan kontemplasi dan refleksi diri, di mana mereka dapat lebih dekat dengan Sang Pencipta dan merenungkan makna kehidupan.
Semoga perjalanan Farhan dan Shamsul menuju Makkah dipenuhi dengan keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT. Semoga mereka sampai di Tanah Suci dengan selamat dan dapat menunaikan ibadah umrah dengan khusyuk. Kisah inspiratif mereka ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi banyak orang dan menginspirasi mereka untuk selalu mengejar impian dan tekad mereka, sekalipun jalan yang harus ditempuh penuh dengan tantangan. Doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Malaysia, dan bahkan dunia, senantiasa menyertai mereka dalam perjalanan panjang dan penuh makna ini. Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah kaki mereka dan memberikan keselamatan hingga kembali ke tanah air tercinta.