ERAMADANI.COM, JAKARTA – Hujan telah mulai turun di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini menandakan bahwa kini telah masuk musim pancaroba atau musim peralihan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menghimbau masyarakat agar berhati-hati karena ada indikasi cuaca ekstrem yang muncul, seperti puting beliung.
Dilansir dari Tribunnews.com, Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. mengatakan sebagian wilayah Indonesia akan mengalami cuaca ekstrim karena memasuki pancaroba atau peralihan musim.
Memasuki Musim Pancaroba

Informasi dari laman resmi BMKG menyatakan sebanyak 15% daerah saat ini mulai mengalami musim pancaroba, dari musim kemarau ke musim penghujan.
Dwikorita menyampaikan wilayah yang mengalami peralihan musim adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, Palembang, Riau, Kaltim, Sulawesi dan Papua bagian Barat.
Ia mengingatkan masyarakat bahwa musim hujan sebentar lagi akan dimulai sesuai prakiraan yang telah dibuat BMKG. Bahkan sudah ada beberapa daerah yang mengalami musim tersebut.
Ia juga menjelaskan, dalam peralihan musim seperti ini, sering menimbulkan cuaca ektrim, seperti angin kencang dan puting beliung.
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada karena hujan dapat turun sesaat dan kadang tidak menuntu.
“Hal ini yang perlu diwaspadai. Hujan dapat turun sesaat namun pada sektor pertanian tetap memperhatikan prakiraan yang dikeluarkan BMKG saat akan memulai musim tanam,” tuturnya.
Pada periode peralihan musim saat ini yang perlu diwaspadai adalah adanya potensi hujan lebat dalam waktu singkat dan angin kencang atau puting beliung.
Puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai yang keluar dari awan Cumulonimbus.
Angin puting beliung dapat terjadi didaratan maupun perairan, namun jika terjadi di perairan biasa dinamakan water spout.
Dengan demikian, tidak semua awan Comunlonimbus dapat menimbulkan fenomena puting beliung. Sebab ada kondisi tertentu seperti kondisi stabilitas atmosfer yang melebihi ambang batas yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil.
Imbauan Untuk Mengantisipasi Puting Beliung

- Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut.
- Memperkuat bagian atap rumah yang rapuh karena sangat mudah sekali terhempas oleh puting beliung, sedangkan atap rumah yang permanen, kemungkinannya kecil untuk terhempas.
- Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, padahal sebelumnya cerah, sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut.
- Cepat berlindung dalam ruangan yang kokoh, hindari berdiri di dekat pepohonan yang berpotensi roboh, atau menjauh dari lokasi kejadian karena fenomena tersebut sangat cepat terjadi.
- Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin, dan lain sebagainya.
Tanda-Tanda Akan Terjadi Puting Beliung

- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara mulai pagi hari sudah terasa panas serta cukup terik dan gerah.
- Umumnya mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (CB).
- Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat karena hembusan angin.
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan lebat tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita. (IAA)