ERAMADANI.COM, DENPASAR – Bulan Ramadhan tinggal menunggu beberapa hari. Beberapa komunitas muslim melakukan berbagai kegiatan keummatan untuk menyambut Bulan Ramadhan salah satunya Masjid Agung Ibnu Batutah.
Masjid ini berdiri dengan kokoh di Kompleks Puja Mandala Nusa Dua, Jalan Kurusetra, Br Bualu Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung,
Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, Masjid Agung Ibnu Batutah menggelar Musabaqoh Tilawatil Qur’an yg ke 28 tingkat kecamatan Kuta Selatan dan Festival Qasidah Rebana Shalawat Nabi Myhammad SAW pada Sabtu (07/03/ 2020).
Adpun tema yang diangkat tahun ini adalah “Dengan Musabaqoh Tilawatil Qur’an dan Festival Qasidah Rebana Shalawat Nabi Muhammad SAW Tahun 2020 Kita Tingkatkan Kreativitas Seni dan Prestasi Bersama Al Qur’an”.
Acara ini di buka oleh Kepala Camat Kuta Selatan I Made Widiana S.Sos, Msi , Ketua Paguyuban Puja Mandala & beserta jajaran pengurus YASMAIBA (Yayasan Masjid Agung Ibnu Batutah).
Sementara lomba yang diadakan dalam kegiatan akbar di Masjid Agung Ibnu Batutah antara lain Lomba Tilawah, Lomba Tartil, Lomba Tahfidz, Lomba Syarhil, Lomba Fahmil, Kaligrafi,Mewarna idan Lasqi.
Layaknya seperti lomba lomba yang lain, selalunya diakhir acara para pemenang lomba per masing-masing cabang perlombaan mendapatkan piala.
Tentang Masjid Agung Ibnu Batutah
Masjid Ibnu Batutah diprakarsai bersama oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali dan BTDC (Bali Tourism Development Corporation).
Sebuah organisasi yang bertujuan utama menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara kawasan Pariwisata Nusa Dua.
Desain awal bangunan Masjid dibuat oleh Konsultan dari Jakarta yaitu PT. Chattra dan didampingi Ir. Indah Juanita, yang konsep dasarnya agar bisa mendukung bangunan Masjid YAMP agar sejajar dengan pcrmukaan jalan utama.
Penggalian dana di Jakarta dilaksanakan pada bulan Ramadhan dengan mengundang beberapa pengusaha dan Jakarta dalam acara berbuka puasa bersama yang diselenggarakan di rumah dinas Menteni Paniwisata.
Pengusaha pengusaha yang diundang adalah khususnya para investor, yang mempunyai investasi di dalam Kawasan Nusa Dua. Joop Ave yang bertindak sebagai pengundang dan sekaligus sebagai tuan rumah dalarn acara tersebut.
Dalam acara silaturahmi berbuka puasa dan diiringi presentasi rencana pembangunan masjid, malam itu dapat mengumpulkan dana sebesar Rp.678 juta.
Rencananya ana inilah yang kemudian dipakai sebagai modal dasar memulai kegiatan pembangunan masjid yang berdiri dengan megah ini.
Kondisi tempat masjid akan dibangun tidak rata, tanahnya bertransis dengan beda tinggi cukup besar, tanah dibagian depan lebih tinggi.
Semakin ke belakang semakjn rendah, kondisi tanah yang bertransis inilah kemudian yang menyebabkan bangunan masjid yang dibangun pada bagian belakang berlantai empat sedangkan pada bagian depannya berlantai dua.
Ruang shalat utama terletak di lantai paling atas dan untuk bangunan shalat utama ini panitia mendapat bantuan.
Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila YAMP, sesudah mendapat rekomendasi dan DPD Majelis Dakwah Islamiyah Provinsi Bali.
Hal ini tentu tidak terlepas dan sebuah proses usaha Wagiman Subiyarso yang kemudian dilanjutkan oleh Maman Supratman.
Mereka yang harus datang ke kantor YAMP di kuningan Jakarta untuk keperluan koordinasi masalah perencanaan dan pelaksanaannya.
Setelah melewati beberapa kesulitan dan dinamika dalam proses perencanaan dan pclaksanaan, alhamdulillah masjid akhirnya dapat diselesaikan.
Asal Nama Masjid
Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama indonesia Daerah Tingkat I Bali, Habib Adnan kemudian memberi nama masjid ini dengan nama Masjid Agung Ibnu Batutah.
Nama Ibnu Batutah diambil dan nama seorang ulama, seorang pujangga yang berasal dan Persia, ia adalah seorang penyebar agama Islam.
Selama hidupnya senang mengembara berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk berdakwah untuk semua umat di seluruh penjuru.
Kemudian berdarmawisata, berkelana melakukan syiar agama berlayar dan satu pulau ke pulau yang lain, dan satu benua ke benua yang lain.
Ia melakukan semua itu jauh sebelum bangsa bangsa Eropa melakukan perjalanan yang sama beberapa abad kemudian.
Kata Agung karena dicita-citakan pada setiap Kabupaten ada satu masjid Agung yang menjadi pendorong, penghela, dan penggerak kemajuan dan kemakmuran masjid di wilayahnya.
Rumah rumah ibadah di komplex Puja Mandala (Masjid, Gereja, Vihara, Gereja, dan Pura) diresmikan pemakaianya pada tanggal 22 Desemben 1997.
Dihadiri oleh Menteri Agama R.I Tarmizi Thaher, Gubernur Bali Ida Bagus Oka serta kalangan tokoh masyarakat dan pemuka pemuka agama di Bali. (HAD)