ERAMADANI.COM, DENPASAR – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto berkesempatan mengisi tausyiyah rutin di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Imam Bonjol pada Kamis (12/12/2019) kemarin.
Dalam kesempatan berbahagia tersebut, Sunanto yang akrab disapa Cak Nanto dikawal oleh segenap Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bali.
Kajian rutin yang selalu diselenggarakan setiap malam Jum’at di markas pusat Muhammadiyah Bali tersebut juga dihadiri oleh para pimpinan dan tokoh Muhammadiyah. Diantaranya Ketum Pemuda Muhammadiyah Bali, M. Syobri, Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Bali, Fachruddin Piliang,
Turut hadir pula Sekretaris PW Muhammadiyah Bali, M. Zaid Mahfud, serta ketua PW Aisyiyah Bali, Takwalin.
Penyampaian Singkat Ketum PP Pemuda Muhammadiyah
Mula pembicaraan, Cak Nanto mengapresiasi kehadiran Muhammadiyah yang bisa berkembang dengan baik di Bali. Terutama karena dapat memberikan stigma yang damai terhadap Islam walau berada di daerah minoritas.
“Kehadiran saya disini mengingatkan saya waktu masih di kampung, cuma bedanya kalo disini Muslim minoritas ditengan mayoritas yang bukan Islam. Kalo saya dulu Muhammadiyah yang minoritas di kalangan Muslim,” Ujar canda Cak Nanto dalam tausyiyahnya.
Cak Nanto menegaskan bahwa Muhammadiyah harus bisa tetep fokus mengembangkan aksi sosialnya di masyarakat selain berkutat di amal usaha.
“Alhamdulillah di amal usaha kita sudah sangat mumpuni, kampus, sekolah, dan rumah sakit ada dimana-mana. Namun kuatkan juga partisipasi sosial di masyarakatnya!”.
Cak Nanto mengingatkan bagaimana dahulu Ki Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah pernah mendobrak tatanan sosial dengan kemodernan. Maka janganlah sampai ciri utama yang membuat Muhammadiyah menjadi sebesar sekarang ini tergerus.
“Dakwah lah keluar, jangan lelah mempelajari zaman. Dengan kemodernan kita bisa masuk kemana-mana. Dakwah di Masjid ini ga ada tantangannya, karena yang ke masjid Insya Allah sudah bener. Dakwah lah sana keluar, ke masyarakat, dakwah dengan tunjukkan kebermanfaatan kita, gak harus selalu ayat yang keluar!,” tambah Cak Nanto.
Cak Nanto menyempatkan dirinya hadir di Bali untuk memenuhi undangan acara internasional BAWASLU RI. Bersamaan dengan itu, dirinya menjadi pembicara dalam kegiatan Bawaslu Kota Denpasar dengan kapasitasnya sebagai Pengamat Politik Indonesia.
Sebelumnya, Cak Nanto aktif sebagai Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pemilu untuk Rakyat (JPPR) periode 2017-2019. Akhir 2018 pria asli tanah Madura ini terpilih menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah dengan 590 suara, menang telak dari dua rivalnya, Ahmad Labib dengan 292 suara dan Ahmad Fanani 266 suara. (RAB)