ERAMADANI.COM, DENPASAR– M. Syobri, Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah Bali menyampaikan klarifikasi atas isu dukungan Muhammadiyah Bali kepada Bacapres – Bacawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud Md
Isu tersebut beredar pasca kegiatan deklarasi dukungan yang digelar oleh Keluarga Besar Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Bali di Renon, Denpasar pada Sabtu (4/11/23) lalu.
Untuk menghindari misinterpretasi yang beredar, M. Syobri menyampaikan bahwa status dirinya sebagai Ketua organisasi otonom Muhammadiyah di tingkat Wilayah Bali perlu memberikan klarifikasi.
“Yang dilakukan oleh Keluarga Besar Angkatan Muda Muhammadiyah di acara tersebut adalah murni personal, sehingga tidak bisa diidentikkan sebagai dukungan Pemuda Muhammadiyah Bali apalagi mengatasnamakan warga Muhammadiyah se Bali”. Ucap Syobri menerangkan.
“Sepengelihatan saya di foto yang beredar dalam beberapa media online tersebut rata rata hanya alumni dari beberapa Ortom saja, maka dapat ditegaskan bahwa acara itu bukan bagian dari Pemuda Muhammadiyah Bali sebagaimana yang beredar di media sosial”, tegasnya.
Syobri selaku ketua juga siap untuk selanjutnya mempermasalahkan viralnya narasi media yang mengatasnamakan Pemuda Muhammadiyah Bali dalam berita acara deklarasi tersebut, seperti yang dimuat dalam Gesuri.id, Jpnn.com, dan Pontianakglobe.con
Begitu Pula Diikuti Oleh Ortom Muhammadiyah Lainnya
Hal senada juga disampaikan oleh Emma Rosada, Ketua Pimpinan ortom Nasyiatul Aisyiyah (NA) Denpasar yang juga merupakan organisasi Otonom Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
“Kami di NA tidak ada komunikasi ataupun pertemuan yang mendukung kegiatan (deklarasi) apapun. Mohon tidak membawa bawa nama mengatasnamakan Angkatan Muda Muhammadiyah jika itu hanya kesepakatan personal.” Pungkas Emma Rosada.
Begitupun dengan Ketua Pimwil Tapak Suci Putera Muhammadiyah Bali, Endah Permadi yang juga menyatakan rasa malu dan prihatinnya atas terlaksananya deklarasi yang mengatasnamakan “Muhammadiyah” tersebut.
Tidak Sejalan Dengan Khittah Muhammadiyah
Dilansir dari Muhammadiyah.or.id, reaksi tersebut hadir sebab adanya khittah organisasi Muhammadiyah yang melarang membawa nama Muhammadiyah dalam politik praktis.
“Muhammadiyah mampu bertahan 106 tahun karena berdiri tegak sebagai organisasi kemasyarakatan yang non-politik praktis. Karenanya Muhammadiyah dalam situasi apapun harus tetap istikamah di atas Khittah sebagaimana dikuatkan dalam Muktamar Makassar 2015. Khittah Denpasar 2002 sebagai persambungan Khittah 1971,” ungkap Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Menyikapi hal tersebut, saat ini warga Muhammadiyah Bali masih menunggu statement resmi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali atas deklarasi yang telah digelar Keluarga Besar Alumni AMM tersebut. (RAB)