ERAMADANI.COM – Prabowo Subianto siap mewujudkan program makan siang gratis, salah satunya dengan mengurangi subsidi BBM. Saat ini, Capres dari pasangan nomor urut 02 memimpin dalam real count yang masih berlangsung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pada Jumat (16/2), Prabowo memaparkan proposal kebijakan pertamanya yang menargetkan alokasi subsidi energi untuk mendanai sebagian janji kampanyenya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, menyatakan bahwa Prabowo saat ini sedang mengkonsolidasikan kekuasaan untuk mewujudkan kebijakannya tersebut.
“Pemerintahan Prabowo dapat menyesuaikan subsidi energi selama dua hingga tiga bulan ke depan setelah mulai menjabat pada bulan Oktober,” kata Eddy.
Melansir dari kumparan.com, Eddy menjelaskan bahwa sekitar 80 persen dari total Rp 350 triliun yang dikeluarkan pemerintah untuk mensubsidi BBM dan LPG ternyata lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang berpenghasilan menengah dan tinggi.
Selain itu, pemerintah diharapkan dapat memperkuat pengumpulan pajak untuk meningkatkan pendapatan. Eddy mencatat bahwa penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan 10 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara negara lain di Asia Tenggara memiliki rasio sebesar 14 persen.
Menurut Eddy, reformasi pendapatan diperlukan untuk membiayai janji kampanye utama Prabowo, yakni memberikan makan siang dan susu kepada 80 juta anak sekolah di Indonesia, meningkatkan kesehatan dan pendidikan, serta menciptakan lapangan kerja bagi perempuan dan pengusaha.
Program ini diperkirakan akan membutuhkan biaya lebih dari Rp 400 triliun, jumlah yang melebihi seluruh defisit APBN tahun 2023 sebesar Rp 347,6 triliun atau 1,65 persen dari PDB.
Untuk mendukung realisasi janji kampanye, Eddy menyebut bahwa Prabowo akan berusaha membangun koalisi kuat di parlemen, mengundang partai-partai lain, termasuk PDIP, dan bahkan menarik Capres lain seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk bergabung dalam pemerintahannya. “Dia menilai itu adalah formula sukses untuk membangun pemerintahan yang stabil ke depan,” tambah Eddy.