ERAMADANI.COM, DENPASAR – Saat ini, sektor pertanian masih tumbuh positif ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia terperosok cukup dalam, yakni minus 5,3 persen pada kuartal II 2020.
Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, sektor agraria tumbuh 16,24 persen secara kuartal (qoq) dan 2,19 persen secara tahunan (yoy).
Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, menilai pertumbuhan positif dan kontribusi sektor agraria terhadap ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 dipengaruhi oleh produktivitas tanaman pangan.
“Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementerian Pertanian, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR,” tuturnya Rabu (05/08/2020).
“Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri,” imbuhnya.
Pertanian Masih Kuat saat Ekonomi RI Minus
Melansir Kumparan.com, pertumbuhan PDB sektor pertanian ditopang subsektor tanaman pangan yang tumbuh paling tinggi yakni sebesar 9,23 persen.
Ia juga menyampaikan selain karena pergeseran musim tanam, pertumbuhan positif sektor agraria juga didorong oleh upaya Kementan yang terus memberikan bantuan dan pendampingan.
Aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional. Ia menilai sektor agraria menjadi salah satu sektor yang tidak terdampak oleh virus corona.
Hal ini tentu juga ditopang oleh keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani.
Menurutnya, tingginya kontribusi sektor agraria terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan-II 2020 ini karena produktivitas agraria khususnya tanaman pangan yang membaik.
Apalagi, orientasi tanaman pangan tidak hanya pada produksi namun juga pada peningkatan ekspor pertanian.
“Sektor agraria memiliki peran yang sangat penting dan menentukan, baik dalam soal pangan maupun ekonomi,” tuturnya.
“Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan, sektor pertanian adalah kuncinya,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan peningkatan produksi terus dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga mengurangi impor.
Dalam peningkatan produksi, Kementan melakukan beberapa upaya salah satunya dengan mendorong para petani memanfaatkan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan agraria berbasis korporasi dan klaster.
“Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan berupa bantuan benih, alat alat pasca panen, dan juga berbagai jenis alat pra panen serta fasilitas permodalan terus ditingkatkan,” tutur Suwandi. (MYR)