ERAMADANI.COM, JAKARTA – Menurut laporan MasterCard (semacam koperasi dengan anggota perusahaan) dan CrescentRating, bahwa sekitar 45 persen wisatawan dunia adalah Muslimah.
Laporan ini menyebutkan, sekitar 63 juta wanita Muslim menghabiskan lebih dari 335 miliar Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1.189 triliun, saat berwisata.
Dilansir dari Republika.co.id, berdasarkan laporan Muslim Women in Travel 2019, pelancong Muslimah mengisi 45 persen dari total jumlah pelancong Muslim secara global.
Sebanyak 28 persen muslimah melakukan perjalanan wisata sendiri pada 2018 lalu. Dilihat dari usianya, dua pertiga berusia 40 tahun atau lebih muda.
Hal ini, mengindikasikan bahwa wanita muslim muda berkontribusi terhadap pertumbuhan industri pariwisata yang semakin hari semakin berkembang.
Setengah dari mereka menggunakan media sosial untuk membatasi pengeluaran, baik akomodasi, logistik, maupun konsumsi selama perjalanan.
Wisatawan Muslimah Sebagai Pasar Wisata Global

Wisatawan wanita merupakan salah satu segmen pertumbuhan tercepat di pasar wisata global dengan kebutuhan utama seperti keamanan dan keselamatan.
Akan tetapi, wisatawan muslimah juga mencoba untuk menggabungkan berbagai fasilitas keagamaan ke dalam perjalanan mereka.
Jika dilihat prioritasnya, sekitar 94 persen dari hasil survei menyatakan bahwa makanan halal adalah prioritas yang mereka cari saat berwisata.
Sebanyak 86 persen mencari ruang ibadah khusus wanita serta tempat spa dan salon sekitar 79 persen, dan wisata ramah lingkungan 73 persen.
Laporan MasterCard tersebut, menyebutkan Malaysia berada diurutan teratas dalam 10 daftar tujuan wisata di dunia, disusul Uni Emirat Arab, Turki dan Indonesia.
Terlepas dari semakin meningkatnya Muslimah sebagai target pasar, hingga saat ini hanya sedikit penelitian yang dilakukan.
Menurut Raudha Zaini, kepala pemasaran CrescentRating dan HalalTrip mestinya penelitian ini terus berlanjut untuk lebih memahami segmen yang muncul.
“Studi ini dapat memberi industri lensa yang jelas untuk memahami motivasi perjalanan intrinsik dan ekstrinsik mereka,” sambungnya.
Raudha mengatakan, pendapatan disposable para wanita sedang meningkat, dan sebagian besar mereka dapat melakukan perjalanan dua hingga tiga per tahun.
Menurutnya, kenyamanan harus lebih diutamakan sekitar 90 persen, diikuti oleh perjalanan agama sebanyak 21 persen, dan bisnis sekitar 11 persen.
Wisatawan muslim wanita siap untuk mengeksplor dunia. dengan usia yang masih muda dan motivasi tinggi untuk berinteraksi dengan para penyedia industri pariwisata.
Hal ini akan menghadirkan pengalaman perjalanan yang tetap mengutamakan nilai nilai mereka komunitas. (ZAN)