ERAMADANI.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi dari Istana Negara, Jakarta pada Senin (1/2/21) meluncurkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, sebagai entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara.
Tiga bank syariah BUMN itu yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Pemergeran ini bertujuan meningkatkan penetrasi bank syariah di Indonesia yang masih rendah dan untuk meningkatkan kompetensi bank syariah di Indonesia.
Merger tiga bank syariah itu harapannya mampu menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia, baik nasabah muslim maupun nonmuslim.
Jokowi pun berpesan bahwa BSI harus bisa bersikap inklusif dan universal.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Terkait Merger Tiga Bank Syariah Menjadi BSI
Instruksi Presiden Jokowi
Melansir dari kumparan.com, Presiden Jokowi memberikan pesan dan instruksi khusus kepada BSI.
Pertama, Presiden menginstruksikan agar BSI bisa menjadi bank syariah yang bersikap universal dan terbuka bagi seluruh nasabah.
Kedua, BSI harus bisa memaksimalkan penggunaan teknologi digital dalam operasionalnya.
Ketiga, BSI harus mampu menggaet minat generasi muda untuk menjadi nasabah bank syariah.
Keempat, BSI harus mampu menciptakan produk dan layanan keuangan syariah yang kompetitif.
Kinerjanya Positif
Adapun kinerja tiga bank syariah sebelum pemergeran selama pandemi Covid-19 ini terbilang stabil.
Dari sisi aset, bank syariah tumbuh 10,97 persen secara tahunan. Pertumbuhan itu melampaui aset bank konvensional yang tumbuh 7,7 persen secara tahunan.
Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), bank syariah pun tercatat tumbuh 11,56 persen, sedikit lebih tinggi daripada bank konvensional yang tumbuh sebesar 11,49 persen.
Terkait pembiayaan, bank syariah tumbuh 9,42 persen secara tahunan.
Angka itu lebih tinggi daripada milik bank konvensional yang hanya tumbuh 0,55 persen yoy.
BSI Berdaya Saing Global
Pemerintah berupaya menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia yang berdaya saing global.
Selain itu, juga memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Bank syariah akan didukung dengan jaringan yang luas lebih dari 1.200 cabang di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu, tetapi juga akan memiliki neraca dan kinerja keuangan yang baik, dengan target Rp 272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp 336 triliun pada 2025.
Duduki Posisi Ketujuh Sebagai Bank Terbesar di Indonesia
Aset BSI tercatat sebesar Rp 239,56 triliun hingga akhir 2020.
Dengan aset itu, menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai bank terbesar ketujuh secara nasional.
Posisi itu di atas PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dan PT Bank BTPN Tbk.
Terkait dengan modal, modal dari tiga bank syariah yang dimerger itu senilai Rp 22,61 triliun dengan laba bersih yang dibukukan senilai total Rp 2,19 triliun.
Sementara per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN itu mencatat total pembiayaan mencapai Rp 156,51 triliun serta Dana Pihak Ketiga mencapai sebesar Rp 209,98 triliun. (ITM)