ERAMADANI.COM, JAKARTA – Pekerjaan yang menumpuk memaksa kariyawan untuk lebih banyak duduk di meja kerja lebih dari sepertiga hari di depan layar laptop, komputer, ataupun ponsel.
Sisa waktu yang lainnya digunakan untuk duduk di kendaraan, makan siang dan makan malam, serta yang terakhir tepar di atas tempat tidur.
Kebanyakan duduk yang tidak diimbangi dengan peregangan walau hanya sebentar, lama kelamaan akan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Dilansir dari CCNindonesia.com, salah satunya gangguan pada tulang belakang, yang disebut dengan Cervical Syndrome.
Seorang pengguna Twitter @ame_rrr sempat mem-posting dirinya harus dirawat akibat kebiasaan duduk lama di depan laptop tanpa peregangan yang cukup.
Ia menulis bahwa dirinya mengalami cervical syndrome yang membuatnya harus menjalani fisioterapi.
Penyakit Cervical Syndrome Akibat Banyak Duduk
Penyakit Cervical syndrome merupakan serangkaian gangguan yang disebabkan oleh adanya perubahan pada tulang belakang dan jaringan lunak yang mengelilinginya, sehingga menekan saraf tulang belakang dan menimbulkan rasa nyeri.
Atau keadaan yang ditimbulkan oleh adanya iritasi pada radiks syaraf cervical yang yang ditandai dengan adanya rasa nyeri pada leher tengkuk yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai dengan radiks yang terkena.
Melansir MayoClinic, penyakit ini umumnya menyerang orang yang berusia tua, lebih dari 85 persen pasien cervical syndrome adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Namun, penerapan gaya hidup kurang gerak membuat penyakit ini mulai banyak mengintai orang yang lebih muda. Terutama karyawan yang bekerja di depan layar sepanjang hari.
Gejala utama dari cervical syndrome adalah nyeri di bagian belakang tubuh, dari leher belakang, pundak, hingga ke punggung.
Rasa nyeri inilah yang akhirnya akan meningkatkan ketegangan otot di bagian belakang leher, membatasi gerak leher, serta menyebabkan gangguan seperti telinga berdengung, sakit kepala, dan penglihatan yang kabur.
Untuk menghindari cervical syndrome, Spesialis Ortopedi Adrian Khu mengingatkan untuk memperbaiki postur tubuh ketika duduk di depan komputer.
Ia menyarankan untuk duduk dengan posisi punggung tegak dan pandangan lurus ke depan, serta hindari posisi terlalu menyandar ataupun terlalu bungkuk karena bisa merubah struktur tulang belakang.
“Jadi posisi komputernya jangan terlalu rendah dan jangan terlalu sering menunduk melihat ponsel juga,” tutur Adrian.
Di sela-sela sibuk bekerja, karyawan juga harus meluangkan sedikit waktu untuk melakukan gerakan peregangan setiap dua jam sekali. Meskipun terlihat sepele, namun ini adalah hal yang penting untuk menjaga tubuh tidak tegang dan bebas dari stres.
Kebanyakan dari kasus penyakit cervical syndrome dapat diobati dengan konsumsi obat pengendali rasa nyeri dan anti radang.
Selain itu, pasien juga bisa melakukan pengobatan konservatif dengan terapi fisik. Jika tidak ada perkembangan, maka operasi biasanya menjadi pilihan terakhir.
Solusinya di fisioterapi, kalau sudah sangat mengganggu maka sayangnya harus dilakukan operasi. (MYR)