
Denpasar – Kerukunan antar umat beragama terasa di Pulau Dewata Bali. Menyambut Idul Fitri 1437 H, umat muslim dan non muslim turut berkeliling dalam pawai takbiran.
Umat Islam di Kampung Islam Kepaon, Denpasar menggelar takbiran keliling menyambut hari raya Idul Fitri 1437 Hijriyah yang jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016.
Takbiran itu digelar, Selasa, 5 Juli 2016 pukul 19.00 Wita atau setelah shalat maghrib berjamaah di masjid Al-Muhajirin, Kampung Islam Kepaon.
Raja Puri Pemecutan Bali, Anak Agung Ngurah Manik Parasara yang bergelar Ida Cokorda Pemecutan XI hadir sebelum pawai takbiran dimulai. “Hubungan persaudaraan kami (Puri Pemecutan dan Umat Islam di Kepaon) sudah menjadi sejarah sejak berabad-abad. Mudah-mudahan Tuhan Yang Mahaesa selalu memberikan jalan yang terbaik untuk persaudaraan ini,” katanya, Selasa, 5 Juli 2016 malam.
Pawai menggemakan takbir ini diiringi baleganjur-alat musik tradisional yang biasa digunakan untuk mengiringi ritual keagamaan umat Hindu di Bali.
Ida Cokorda Pemecutan XI menjelaskan berdasarkan catatan sejarah para leluhur Kerajaan Badung (Pemecutan) sejak ratusan tahun yang lalu sudah terjalin hubungan baik dengan umat Islam Kepaon.
“Dahulu sejarah kami dan orang-orang Muslim di Kepaon ikut serta dalam menegakkan Kerajaan Badung,” tuturnya. “Kenyataan sejarah dan hubungan darah sudah melekat di antara kami sehingga tidak ada perbedaan lagi, mudah-mudahan dalam Pancasila kami tetap bersatu.”
Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon Muhammad Asmara membenarkan bahwa tidak hanya umat Islam Kepaon saja yang ikut pawai takbiran. “Kampung Islam Kepaon masuk dalam wilayah Desa Pemogan yang terdiri atas 17 banjar. Jadi, bukan hanya umat Muslim saja, warga non muslim di Desa Pemogan juga ikut memeriahkan takbiran ini yang bertema kebersamaan toleransi umat beragama,” katanya.
Selain aparat kepolisian yang mengamankan jalannya pawai takbiran, pecalang-satuan keamanan adat Bali juga ikut mengawal jalannya pawai. Warga yang ikut pawai, kata dia, diprediksi mencapai dua ribu orang.
“Kami pawai mengelilingi wilayah Desa Pemogan, seluruh warga antusias dari tahun ke tahun terus meningkat,” tuturnya. “Harapan kami semoga Bali tidak ada gejolak yang bersifat sporadis, kami ingin mewujudkan Bali yang sinergis dan harmonis sesama umat beragama.”
BRAM SETIAWAN/tempo.com