ERAMADANI.COM, JAKARTA – BMKG memprediksi adanya peningkatan curah hujan pada bulan November, hal itu dapat memicu bencana-bencana hidrometeorologi. Oleh kerena itu, Kementerian Perhubungan kini menyiapkan antisipasi terhadap bencana hidrometeorologi.
“Menindaklanjuti arahan Presiden untuk mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi. Kami sudah melakukan sejumlah antisipasi khususnya pada sektor perhubungan udara dan laut,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Selasa (13/10/20), melansir dari merdeka.com.
“Kami meminta seluruh penyelenggara sarana dan prasarana transportasi dan stakeholder terkait lainnya untuk melakukan upaya antisipasi dan penanganan tanggap darurat,” tambah Menhub.
Pada sektor transportasi udara, Kemenhub telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kegiatan Penerbangan pada Kondisi Weather Minima.
Weather minima adalah suatu kondisi visibilitas atau jarak pandang yang menjadi terbatas karena faktor cuaca.
SE tersebut ialah untuk penyelenggara angkutan udara, bandar udara, navigasi penerbangan, dan pelayanan informasi meteorologi penerbangan.
Dalam SE tersebut, tidak hanya menginstruksikan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.
Akan tetapi, juga agar melakukan antisipasi jika terjadi kondisi weather minima sesuai SOP yang berlaku.
Contohnya informasi perubahan cuaca, instruksi kepada pilot, memastikan keandalan dan akurasi peralatan navigasi penerbangan, mengukur visibility runway, dan sebagainya.
Selain itu, Kemenhub juga telah memetakan dan melakukan upaya antisipasi 15 bandara yang berlokasi pada daerah rawan tsunami.
Adapun daerah rawan tsunami itu seperti: Bandara Binaka Gunung Sitoli, Minangkabau, Ngurah Rai, Balikpapan, Mamuju, Luwuk, Ende, Maumere, Melongguane, Ternate, Weda, Buli, Ambon, Manokwari, dan Biak.
Sementara untuk sektor transportasi laut, Menhub telah menginstruksikan kepada jajaran Ditjen Perhubungan Laut.
Direktorat Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) dan Kenavigasian, Distrik Navigasi, Kantor Kesyahbandaran, dan Otoritas Pelabuhan seluruh Indonesia untuk melakukan upaya antisipasi.
Beberapa Hal Antisipasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi
- Menerbitkan Maklumat Pelayaran jika terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi.
- Mengoptimalkan tim respons cepat Ditjen Perhubungan Laut terkait kesiapsiagaan tanggap darurat.
- Mengoptimalkan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran melalui Vessel Traffic System (VTS).
- Berkoordinasi dengan Basarnas.
- Menyiagakan kapal patroli.
Selain itu, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan laut juga melakukan integrasi sistem sensor penerima peringatan atau sensor warning receiver system new generation yang terpasang pada VTS pada pelabuhan-pelabuhan yang rawan tsunami.
Penempatan alat penerima peringatan tersebut ada pada beberapa pelabuhan.
Seperti: Bakauheni, Bali, Ambon, Teluk Bayur, dan Marine Command Center (MCC) yang berada pada kantor Pusat Kemenhub Jakarta.
Sementara BMKG memprediksi fenomena La Nina akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan negeri ini.
Perkiraan curah hujan akan naik 20 sampai 40 persen melebihi batas normal. (IAA)