ERAMADANI.COM – Juru Bicara Tim Nasional AMIN (Amin Rais – Gatot Nurmantyo), Iwan Tarigan, menyayangkan sikap Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang menuding film dokumenter “Dirty Vote” sebagai fitnah dan tidak ilmiah. Iwan menegaskan bahwa film tersebut dibuat secara valid dengan alur yang runut dan berdasarkan fakta.
Fakta dan Validitas Film “Dirty Vote”
Iwan menjelaskan bahwa film “Dirty Vote” menghadirkan narasumber terpercaya seperti Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Mereka memaparkan fakta dan data yang valid terkait kecurangan Pemilu dengan alur yang runtut. Oleh karena itu, tudingan fitnah terhadap film tersebut tidak berdasar.
Pengingat Kecurangan Pemilu dan Mobilisasi Aparat
Melansir dari tirto.id,Iwan menekankan bahwa film “Dirty Vote” menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa kecurangan Pemilu benar adanya. Kecurangan tersebut bukan terjadi secara spontan, melainkan direncanakan dengan matang dan membutuhkan waktu serta dana yang besar.
Lebih lanjut, Iwan menduga adanya upaya mobilisasi aparat untuk memenangkan pasangan calon tertentu, yaitu pasangan yang mendapat dukungan dari penguasa. Hal ini, menurutnya, terungkap dalam film “Dirty Vote”.
Sanksi bagi Pelaku Kecurangan dan Menyelamatkan Demokrasi
Iwan menyerukan kepada masyarakat untuk memberikan sanksi kepada kelompok yang berbuat curang selama proses Pemilu dengan tidak memilih mereka di surat suara. Hal ini penting untuk menghukum penguasa atas perilaku mereka dan menyelamatkan demokrasi serta Indonesia dari tangan politisi yang kotor, jahat, dan culas.
Tanggapan TKN Prabowo-Gibran
Sebelumnya, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menilai film “Dirty Vote” sebagai fitnah dan tidak ilmiah. Ia mempertanyakan argumen dan kapasitas para tokoh yang terdapat dalam film tersebut.