ERAMADANI.COM, KARANGASEM – Pura Silayukti yang berada di Kecamatan Manggis, Karangasem rencananya akan dilengkapi dengan jalan lingkar bagi pemedek, untuk menuju ke pura maupun meninggalkan pura.
Pembangunan jalan lingkar tersebut rencananya sepanjang 400 meter dengan lebar 3 meter.
Menurut Bendesa Adat Padangbai, I Komang Nuriada, pembangunan jalan lingkar tersebut harapannya akan mengurangi desak-desakan saat tangkil ke Pura Silayukti.
Adapun pembangunan jalan lingkar ini yakni dari Parkir Pura Tanjung Sari mengarah ke utara.
Melintasi Pura Dang Kahyangan Silayukti hingga ke Pura Telaga Mas.
Nuriada mengungkapkan bahwa anggaran pembangunan jalan lingkar rabat beton itu dari bantuan dana Dinas Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Bali sebesar Rp 300 juta.
Melansir dari nusabali.com, Bendahara Desa Adat Padangbai, I Ketut Mekariasa, merincikan anggaran Rp 300 juta tersebut, untuk sewa alat berat sekitar Rp 61,25 juta.
Sewa truk sekitar Rp 11,2 juta, upah kerja sebesar Rp 96,25 juta, biaya pembelian pasir sebesar Rp. 45,6 juta.
Pembelian batu kali sebesar Rp 25 juta, pembelian paving ukuran 20x20x5 meter sebesar Rp 55,5 juta, dan biaya operasional lainnya.
Sementara untuk tahap perencanaan, Mekariasa menerangkan bahwa pembangunan jalan lingkar tersebut akan berlangsung bulan depan.
“November ini mulai dikerjakan, perencanaannya disusun sejak Februari,” kata Ketut Mekariasa.
Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan jalan lingkar ini selain untuk memudahkan perjalanan bagi para pemedek, juga untuk menata tata letak pura, sehingga terlihat lebih rapi dan bersih.
Terutama masih perlu adanya perataan semak-semak untuk dijadikan sebagai tempat pesraman para pemangku atau pendeta.
Pura Silayukti, Pura Dasar Kebenaran
Kata Silayukti berasal dari kata “sila” yang artinya ‘dasar’ dan “yukti” berarti ‘benar’.
Apabila kedua arti tersebut menjadi satu maka artinya menjadi ‘dasar dari kebenaran’.
Bagi yang bersembahyang ke tempat suci ini, benar-benar memegang teguh kebenaran, sesuai dengan ajaran agama.
Pujawali atau pun odalan Pura Silayukti setiap 6 bulan sekali (setiap 210 hari).
Sesuai penanggalan dalam kalender Bali, bertepatan dengan Buda (Rabu) Kliwon wuku Pahang.
Banyak umat Hindu yang berdatangan pada pujawali terkadang harus memanfaatkan parkiran dermaga Padang Bai untuk parkir mobil.
Pura Silayukti memiliki hubungan erat dengan keberadaan perjalanan Mpu Kuturan ke Pulau Dewata Bali.
Mpu Kuturan juga banyak membawa pengaruh akan tatanan kehidupan beragama.
Dalam Lontar Kusuma Dewa dan Babad Bendesa Mas termaktub beberapa pura Kahyangan Bali juga memiliki hubungan historis dan pendirinya ialah Mpu Kuturan seperti Pura Kentel Gumi, Uluwatu, Sakenan, Gua Lawah, dan Pura Dasar Bhuana.
Jasa beliau memang sangat besar, sehingga dalam pura Dadia, Pemerajan Agung, atau pun Sanggah Gede hampir sebagian besar terdapat pelinggih Menjangan Saluwang dengan tujuan untuk memuliakan beliau. (LWI)
