ERAMADANI.COM, – JAKARTA – Sebelumnya beberapa daerah di Indonesia mengalami cuaca yang cukup terik. Namun saat ini beberapa wilayah telah diguyur hujan lebat, perubahan cuaca ini dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan.
Perubahan cuaca ini dinamakan dengan musim pancaroba atau musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan penting dilakukan.
Menjaga Kesehatan dan Keselamatan
Dilansir dari Tempo.co, salah satu cara termudahnya ialah dengan mengonsumsi air putih. Setidaknya delapan gelas perhari disarankan oleh dokter sekaligus Ketua Indonesian Hydration Working Group Diana Sunardi.
“Jumlah 2.000 mililter itu sangat penting untuk menjaga ketahanan tubuh,” katanya di Jakarta pada 1 November 2019 lalu.
Dari segi pemilihan suhu, ia mengatakan bahwa setiap orang diperbolehkan untuk minum dalam keadaan hangat maupun dingin.
Hal ini, bisa disesuaikan dengan keinginan, misalnya saat cuaca panas mengonsumsi air dingin dan pada saat cuaca dingin mengkomsumsi air hangat.
“Kalau air dingin saat panas dapat menyejukan tubuh dengan cepat. Kalau hujan deras, minum hangat bisa menghangatkan tubuh,” jelasnya.
Ia lebih menyarankan untuk mengonsumsi air yang tidak panas maupun dingin, dikarenakan air panas dan dingin bisa mengagetkan tubuh, sehingga berdampak terhadap tubuh juga.
Seperti, perut menjadi tidak nyaman, kepala pusing sampai meler yang akan menganggu kesahatan tubuh.
Namun, jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang baik ataupun kuat, dampak negatif itu pun tidak akan dialaminya.
“Kalau air hangat dan dingin masuk ke perut, pencernaan akan menyesuaikan dan mengembalikan suhu ke tubuh normal, yaitu 37 derajat celcius,” tuturnya
Selain itu, penyakit yang muncul selama musim pancaroba di antaranya malaria, seiring banyaknya nyamuk yang berkembang biak pada masa tersebut.
Sehingga warga diharapkan, untuk menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk tidak banyak berkembang di sekitar tempat tinggal dan tidak mengakibatkan banjir.
Selain itu, flu juga paling sering terjadi pada musim pancaroba karena respons tubuh terhadap perbedaan suhu panas dan dingin yang signifikan. Oleh karena itu, BMKG mengimbau warga menjaga ketahanan tubuh dengan meminum vitamin agar stamina tetap prima.
“Karena memang respons tubuh terhadap perubahan yang mencolok bisa menimbulkan sakit. Jaga kesehatan karena perubahan cuaca akan cukup signifikan selama pancaroba ini,” ujarnya.
Menjaga Keselamatan Saat Musim Pancaroba
Selain menjaga kesehatan, mengaja keselamtan juga di perlukan saat musim pancaroba ini, kedua hal ini sangat berkaitan.
Hal yang harus di persiapkan untuk menjaga keselamatan adalah dengan peka terhadap perubahan cuaca yang terjadi di sekitar tempat tinggal atau dimanapun berada.
Musim Pancaroba ini juga berdampak terhadap cuaca ektrim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai cuaca ekstrim dan dampak gangguan kesehatan.
“Kami mengimbau untuk mewaspadai terkait potensi ekstrim,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin.
Ia mengatakan saat musim pancaroba ini, cuaca ektrim yang mungkin terjadi adalah, banjir bandang, hujan es, dan puting beliung.
Untuk menghindari munculnya korban akibat bencana yang disebabkan cuaca ekstrim ini, BMKG meminta warga mulai waspada dengan memotong dahan dan ranting pohon yang lebat.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan robohnya sebuah pohon yang sudah tua atau pohon yang lebat akibat angin kencang, sehingga menimpa warga.
Warga juga diimbau untuk mulai memperbaiki kondisi atap rumah yang permanen dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut. (IAA)