ERAMADANI.COM, DENPASAR – Ahad (10/11/2019) lalu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar mengadakan kegiatan pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan atau pelatihan terkait minat dan bakat mahasiswa dalam bidang jurnalistik atau tulis menulis.
Pelatihan jurnalistik bertempat di Aula gedung DPD RI, Renon, Denpasar yang berlangsung dari pukul pukul 09.00 sampai 13.00 Wita.
Materi Pelatihan Jurnalistik
Pelatihan jurnalistik disampaikan oleh alumni HMI Cabang Denpasar yaitu Syamsudin Kelilauw yang kini menjadi praktisi di salah satu media sanur post.
Ia menyampaikan akan pentingnya belajar menulis mulai dari hal hal kecil setiap hari untuk melatih dasar skill kepenulisan, seperti menulis aktivitas sehari hari.
Hal yang harus dibiasakan adalah mendengar dan membaca agar mampu mengaplikasikanya dan memiliki banyak kosa kata untuk dituangkan ke dalam bentuk penulisan.
Ia juga memberikan tips bagi pemula yang ingin menulis, tulislah apapun yang ingin di tulis, apa yang terfikirkan dan keresahan apa yang sedang di alami.
Ini akan mendorong untuk terbiasa dengan dunia tulis menulis, memulai adalah hal yang sulit, tapi cobalah untuk memulainya agar menjadi sebuah kebiasaan.
Kekhawatiran Tentang Jurnalistik
Ia mengungkapkan kekhawatiranya melihat kondisi umat saat ini, pasalnya dari sekian banyak media yang ada di Pulau Bali.
Bisa dikatakan tidak ada yang mengangkat topik penulisan keharmonisan Islam dan Bali.
Di Bali tercatat ada sekitar 42 kampung daerah Karangasem yang beragama Islam atau sering disebut Kampung Islam.
Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sudah lama masuk di Bali dan memiliki hubungan yang harmonis dengan masyarakatnya.
Kampung Islam di karangasem juga punya historis mendalam dibuktikan dengan adanya Nyame slam yang merupakan istilah keharmonisan Bali dan Islam.
Begitu juga dengan keberadaan langgar atau tempat sholat di dalam pura, yang tidak ada pertentangan dari siapapun termasuk pihak puri.
Karena menurutnya hal itu adalah sebuah bentuk keharmonisan yang terjalin pada masa lalu yang dijaga sampai saat ini.
Syamsudin berharap ada yang mengkaji dan menulis tentang keharmonisan yang terjalin antara Islam dan Hindu, seperti yang terlihat di Karangasem.
Diakhir materi, ia memberikan motivasi kepada peserta, bahwa sejatinya diri kita sendiri adalah penulis namun belum tentu jadi wartawan atau jurnalis.
Seorang moderator menutup pelatihat tersebut dengan sebuah quote dari seorang penulis ulung Pramoedya Ananta Toer yaitu “menulis adalah jalan menuju keabadian”. (TAG)