ERAMADANI.COM, DENPASAR – Bias dugaan ucapan rasis yang dilontarkan Senator DPD RI, Arya Wedakarna pada Jum’at (29/12/23) lalu masih kian meluas.
Hingga Selasa (02/01/24) ini, Arya Wedakarna akhirnya buka suara atas tindakannya yang dilakukannya tersebut.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Bali 2018-2022, M. Syobri turut memberikan pernyataan atas dugaan rasisme yang ditujukan kepada Muslim tersebut.
Syobri menerangkan bahwa kasus ini bukan kali pertama Arya Wedakarna melontarkan pernyataan kontroversial-nya ke muka publik.
“2016 silam, Arya Wedakarna pernah melontarkan kritik pada Siswi SMA Muhammadiyah yang menggunakan pakaian adat bali di perlombaan Jegeg-Bagus, namun tetap gunakan penutup kepala alias Jilbab”, ucap Syobri
Syobri menduga ucapan Arya Wedakarna di Kantor Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai tersebut telah jelas mengandung unsur rasisme.
Syobri menegaskan bahwa penutup kepala yang disebut Arya Wedakarna dalam pernyataan tersebut jelas merujuk pada jilbab, diperkuat dengan kalimat “This Is Not Middle East” yang diucapkan Wedakarna.
“Perlu ditekankan bahwa Jilbab dalam agama Islam adalah kewajiban yang sama dengan Sholat, Zakat, dan Puasa Ramadhan”
Sebagai pejabat publik, Arya Wedakarna memiliki kewajiban untuk menjaga ucapannya agar tetap menjaga keteduhan dan keharmonisan umat beragama di Bali.
Masyarakat akan menilai ucapat tersebut dan menghasilkan pro-kontra dari masyarakat yang berpotensi ternodanya keteduhan dan keharmonisan tersebut.
“Agama Islam dan Jilbab di Bali telah ada dan berkontribusi membangun Bali ribuan tahun sebelum Wedakarna ini lahir, maka perlu disayangkan seorang Pejabat Publik sepertinya harus menyatakan hal tersebut”, tegas Syobri.
“Maka dengan demikian, Wedakarna bukan hanya harus berikan klarifikasi, namun segera menyatakan permohonan maaf atas hal ini”.
Tetap Menjaga Suasana Kondusif
Syobri akhirnya menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah Bali selalu berkomitmen menjaga adat dan budaya yang ada di Bali tanpa memandang dari agama apapun yang ada di Bali.
Selanjutnya Syobri menghimbau agar Umat Islam, khususnya di Bali agar terus menjaga kondusifitas, keamanan dan ketertiban Bali di tengah kencangnya perkara ini.
“Pemuda Muhammadiyah Bali berharap semuanya tetap terjaga baik di tengah tahun politik ini, agar semuanya tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya”, tutup Syobri.