ERAMADANI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster meminta semua kepala daerah agar mengedukasi dan mengubah cara pandang warga tentang layanan akses air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) agar tidak merugikan PDAM itu sendiri.
Dalam workshop bertema ‘Dukungan Eksekutif dan Legislatif dalam Pengembangan Program Air Minum di Perkotaan, National Urban Water Supply Projects (NUWSP) di Badung, Bali, Kamis, Wayan Koster mengatakan cara pandang masyarakat yang menganggap bahwa air merupakan hadiah dari alam seringkali melupakan sisi lain dari pembangunan infrastruktur dan biaya operasional yang dikeluarkan PDAM yang mendistribusikan air sampai ke rumah-rumah.
“Masyarakat sering menganggap air itu pemberian alam, sehingga PDAM sedikit saja menaikkan tarif air ribut, tapi kalau beli pulsa sebulan seharga Rp200 ribu itu tidak pernah berpikir beratnya los begitu saja, tetapi begitu air naik Rp10 ribu saja ribut. Ini yang harus diubah mindsetnya bahwa air itu kebutuhan dasar, lebih dasar dari pada alat komunikasi, lebih vital dari alat komunikasi,” kata Koster.
Melansir dari bali.antaranews.com, Padahal menurutnya, pengelolaan air oleh daerah juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit agar kebutuhan air bagi warga terpenuhi. Bahkan tidak sedikit PDAM yang mengalami kerugian salah satunya oleh karena rendahnya tarif air.
Karena itu, sebagai tuan rumah penyelenggaraan workshop tersebut, Koster mengajak para kepala daerah kabupaten/kota agar tidak perlu takut tidak terpilih kembali hanya karena memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hal itu.
“Kalau saya tidak pikir, kita harus mengedukasi masyarakat dengan benar apa yang mesti dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan. Jangan mau enaknya menggunakan air, kita yang diributi terus,” katanya.
Koster pun menceritakan pengalamannya sewaktu masih berada di bagian penganggaran DPR dimana seringkali terjadi pemutihan berulang kali karena PDAM terus mengalami kerugian.
Untuk di Bali sendiri Koster mengatakan sumber air mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga, namun belum sepenuhnya merata karena peta struktur setiap kabupaten berbeda dan banyak terjadi kebocoran pipa.
“Sekarang kami mengembangkan program SPAM ( sistem penyediaan air minum) serta sumber air dengan bendungan yang cukup dibantu oleh Menteri PUPR yaitu Bendungan Sidan, Tamblang yang cukup memenuhi kebutuhan tidak hanya air untuk minum, juga irigasi,” kata Gubernur Bali Wayan Koster.